Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pemerintah, Utimatum IDI Harus Ditanggapi Serius! Ini Soal Nyawa

Pemerintah, Utimatum IDI Harus Ditanggapi Serius! Ini Soal Nyawa Kredit Foto: Antara/Feny Selly
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Fraksi PKS DPR, Jazuli Juwaini, meminta pemerintah serius menanggapi ultimatum surat terbuka Pengurus Besar Persatuan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama organisasi profesi kesehatan lainnya yang meminta jaminan pemenuhan alat perlindungan diri (APD) bagi dokter dan tenaga medis yang menangani Covid-19.

IDI menegaskan, jika tidak ada jaminan, mereka meminta anggotanya tidak ikut perawatan pasien Covid-19 demi melindungi dan menjaga keselamatan sejawat mereka. Surat ini menangkap kegelisahan dan realitas kondisi APD tenaga medis di berbagai rumah sakit.

Baca Juga: Tolong Lindungi yang Sakit Covid-19, Jangan Didiskriminasi, Jangan Distigmatisasi!

"Kami sedih dan terenyuh membaca surat organisasi profesi medis tersebut. Kami yakin tidak niat sedikit pun dari para dokter dan tenaga medis untuk lari dari medan juang kemanusiaan," kata Jazuli, Senin (30/3/2020).

"Tapi permintaan dan harapan mereka untuk mendapat APD yang mencukupi sangat rasional dan manusiawi. Mereka pahlawan bagi kita semua, taruhannya nyawa jika mereka tidak terlindungi yang berdampak pula pada keberlangsungan perawatan pasien Covid-19," tambahnya.

Menurut Jazuli, pemerintah harus merespons super serius tuntutan tersebut dengan langkah-langkah terukur dan terkoordinasi. Kalkulasi kebutuhan APD tenaga medis dengan cepat dan tepat, terapkan SOP dan protokol distribusi penyediaan APD yang ketat agar tidak ada RS yang sampai kehabisan stok.

Kata Jazuli, tuntutan IDI harus jadi perhatian karena puluhan tenaga medis positif Covid-19 dan 10 di antaranya meninggal dunia. Tidak sedikit pula pekerja rumah sakit yang akhirnya memilih mundur dari pekerjaan demi mengamankan diri seperti yang terjadi di RSUD Banten.

"Pemerintah tidak bisa gunakan pola kerja standar. Respons cepat sangat dibutuhkan. Galang semua potensi dari pengusaha, swasta, dan masyarakat bahkan bantuan internasional untuk memenuhi kebutuhan APD bagi RS dan tenaga medis!" pungkas Jazuli.

PKS sendiri telah menyalurkan bantuan APD melalui PB ID dan PPNI di antaranya dari pemotongan gaji anggota Fraksi PKS pada Kamis (26/3/2020). Kebijakan pemotongan gaji untuk APD ini juga diikuti seluruh anggota DPRD PKS dan disalurkan langsung ke rumah sakit di berbagai daerah.

Mudah-mudahan kebijakan pemotongan gaji bisa diikuti oleh fraksi lain, juga presiden, menteri, kepala daerah, dan direksi BUMN serta perusahaan swasta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: