Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kabar Baik! Eropa Lockdown, Udara di Sejumlah Kota Eropa Malah Semakin Bersih

Kabar Baik! Eropa Lockdown, Udara di Sejumlah Kota Eropa Malah Semakin Bersih Kredit Foto: Reuters/Manuel Silvestri
Warta Ekonomi, Brussels -

Polusi udara di daerah perkotaan di seluruh Eropa dilaporkan telah menurun sebagai dampak dari penguncian (lockdown) untuk mencegah penyebaran virus corona (COVID-19). Penurunan tingkat polusi itu ditunjukkan oleh citra satelit yang diambil pada Senin (30/3/2020), tetapi para aktivis memperingatkan penduduk kota masih lebih rentan terhadap epidemi virus tersebut.

Citra satelit Sentinel-5 menunjukkan, kota-kota termasuk Brussels, Paris, Madrid, Milan dan Frankfurt menunjukkan penurunan tingkat rata-rata nitrogen dioksida berbahaya selama 5-25 Maret 2020 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: AS dan Eropa Mati-matian Lawan Corona, China Malah Sudah Buka Tempat Wisata untuk Umum

Penurunan itu bertepatan dengan lockdown di banyak negara Eropa, yang membatasi lalu lintas transportasi jalan, sumber nitrogen oksida terbesar. Lockdown yang diberlakukan juga memperlambat produksi di pabrik-pabrik yang mengeluarkan gas polutan udara.

Foto-foto baru yang dirilis oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) dan dianalisis oleh organisasi nirlaba Aliansi Kesehatan Masyarakat Eropa (EPHA), menunjukkan perubahan kepadatan nitrogen dioksida, yang dapat menyebabkan masalah pernapasan dan kanker.

Peristiwa cuaca harian dapat memengaruhi polusi atmosfer, sehingga gambar satelit mengambil rata-rata 20 hari dan mengecualikan pembacaan di mana tutupan awan mengurangi kualitas data.

Data dari Badan Lingkungan Eropa (EEA) menunjukkan tren yang sama selama 16-22 Maret 2020. Di Madrid, tingkat nitrogen dioksida rata-rata turun 56 persen pekan-ke-pekan setelah pemerintah Spanyol melarang perjalanan yang tidak penting pada 14 Maret 2020.

EPHA mengatakan orang yang tinggal di kota-kota berpolusi mungkin lebih berisiko dari COVID-19, karena paparan udara buruk yang berkepanjangan dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, membuatnya lebih sulit untuk melawan infeksi.

"Koneksi itu sangat mungkin," kata Zoltan Massay-Kosubek, manajer kebijakan untuk udara bersih di EPHA sebagaimana dilansir Reuters pada Senin. "Tapi karena penyakitnya baru, masih harus dibuktikan."

pencemaran dapat menyebabkan atau memperburuk kanker paru-paru, penyakit paru-paru dan stroke.

China juga mencatat penurunan polusi nitrogen dioksida di kota-kota selama Februari, ketika pemerintah memberlakukan tindakan penguncian yang ketat untuk menahan epidemi Covid-19 yang mengganas.

Namun, di beberapa daerah di Polandia, kadar nitrogen dioksida tetap relatif tinggi selama periode meskipun terkunci, mungkin karena prevalensi pemanasan berbasis batubara.

Negara-negara yang menerapkan lockdown belakangan, seperti Inggris, yang melakukannya pada 23 Maret 2020, tampaknya akan melihat pengurangan polusi dalam beberapa pekan mendatang, kata EPHA.

Data EEA menunjukkan bahwa polusi udara menyebabkan sekitar 400.000 kematian prematur setiap tahun di Eropa.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: