Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

2 Pemimpin Duina yang Wacanakan Herd Immunity

2 Pemimpin Duina yang Wacanakan Herd Immunity Kredit Foto: Reuters/Kai Loyens
Warta Ekonomi, Jakarta -

Virus corona menyebar secepat kilat ke hampir seluruh negara di dunia. Data Organisasi Kesehata Dunia (WHO) menyatakan hingga 29 Maret 2020, disebutkan jumlah orang yang positif virus ini sudah menembus angka 634. 835 orang. Di antara jumlah tersebut, total 29.957 orang yang mengalami kematian.

Berbagai upaya yang dicoba, rupanya belum bisa menghentikannya. Lalu, muncul opsi terakhir yang cukup kontroverisial untuk menghentikan pandemi ini yaitu dengan memanfaatkan herd immunity. Seperti apa kekebalan yang dimaksud ini?

Baca Juga: Menunggu Corona Ambyar, Masak Cuma Menantikan Herd Immunity?

Herd immunity secara harafiah bisa diartikan sebagai kekebalan komunitas. Jadi, dalam satu komunitas harus ada cukup banyak orang yang imun atau kebal terhadap suatu penyakit sehingga komunitas tersebut tidak lagi bisa diserang oleh suatu virus.

Lalu negara mana saja yang ingin mengadopsi konsep Herd Immunity? Berikut rangkuman yang dibuat oleh Warta Ekonomi.

1.Perdana Menteri Belanda Mark Rutte

Perdana Menteri Mark Rutte mengatakan negaranya akan mengembangkan kekebalan terhadap virus corona baru di antara penduduknya dengan memungkinkan sejumlah besar untuk tertular penyakit dengan kecepatan terkendali.

Mark mengatakan menciptakan kekebalan kawanan untuk coronavirus novel adalah salah satu tujuan utama kebijakan pemerintah Belanda yaitu mengontrol penyebaran virus sambil melindungi kelompok-kelompok rentan, termasuk orang tua dan orang-orang dengan kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Pada hari Minggu, 29 Maret negara ini memiliki total 10.886 kasus yang dikonfirmasi, dengan 1.104 kasus baru dalam 24 jam terakhir; 771 total kematian, dengan 132 kematian baru dalam 24 jam terakhir. Setidaknya, ada 972 pasien dalam perawatan intensif, dengan ribuan lainnya dirawat di rumah sakit

2. Perdana Menteri Swedia Stefan Lofven

Perdana Menteri Stefan Lofven meminta semua warga Swedia untuk menerima tanggung jawab individu dalam menghentikan penyebaran virus yang cepat karena jumlah pasien dalam perawatan intensif di Stockholm terus meningkat tajam.

Swedia hingga Senin melaporkan 2.016 kasus virus corona yang dikonfirmasi dan 25 kematian, telah menutup universitas dan sekolah menengah atas, melarang pertemuan lebih dari 500 orang, meminta semua warga negara untuk menghindari perjalanan. Dan yang tidak kalah penting menyarankan mereka yang merasa sakit dan berusia di atas 70 tahun untuk tinggal di rumah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: