Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Modal Kembali Terpuruk Setelah Rupiah Karam

Pasar Modal Kembali Terpuruk Setelah Rupiah Karam Kredit Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Warta Ekonomi, Jakarta -

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ke zona merah di awal pekan ini setelah melemah 2.88% atau 31.07 poin ke level 4.414,50. Indeks sempat terhenti karena menyentuh batas trading halt 5% di awal sesi perdagangan mengiringi pelemahan rupiah yang sebesar 1.04%. 

 

“Waktunya lebih pendek setelah kebijakan baru BEI membuat value transaksi hari ini cenderung sepi,” kata Head of Reserach Reliance Sekuritas, Lanjar Nafi, di Jakarta, Senin (30/3/2020). 

 

Baca Juga: Transaksi Tembus Rp5,45 Triliun, Bursa Domestik Gonjang-Ganjing!

 

Lebih lanjut Ia mengemukakan bila saham-saham sektor aneka industri -5.47% dan Industri Dasar -4.78% terhantam spekulasi negatif dari lock down yang sedang dikaji pemerintah melihat dampaknya yang mengkhawatirkan di India. 

 

“Distribusi import barang baku industri dasar dan automotif akan terganggu hal ini yang menjadi pertimbangan investor pada kedua sektor tersebut. Investor asing tercatat melakukan aksi jual bersih sebesar R53.27 miliar,” ujarnya. 

 

Baca Juga: Astaga! Remuk hingga -5%, Pasar Modal Lagi-Lagi Kena Trading Halt!

 

Tercatat, mayoritas bursa saham Asia ditutup melemah dengan Indeks Nikkei (-1.57%), TOPIX (-1.64%) dan HangSeng (-1.43%) serta CSI300 (-0.97%) turun mayoritas sepersen diperdagangan awal pekan sementara ekuitas berjangka AS berfluktuatif karena investor menimbang berita negatif dari pandemic terhadap langkah-langkah stimulus yang memicu risiko terjadinya krisis ekonomi setelahnya. PBOC menurunkan kembali suku bunga pendanaan jangka pendek dan menyuntikan uang tunai kedalam sistem keuangan.

  

Bursa Eropa membuka perdagangan awal pekan dengan pelemahan yang signifikan dimana Indeks Eurostoxx (-1.78%), FTSE100 (-2.08%) dan DAX (-0.99%). Harga miyak yang kembali merosot dibawah $20 perbarrel menjadi tekanan utama. Euro menurun 0,6% menjadi $ 1,1078. Pound Inggris turun 0,7% menjadi $ 1,2371. Selanjutnya investor masih akan terus memantu pertumbuhan kasus pandemic sebagai tolak ukur kekondusifan krisis kesehan. Investor juga akan menanti pidato Trump diawal pekan waktu AS dan data Indeks Kinerja manufatur di China. Dari dalam negeri investor akan menenti hasil keputusan pemerintah perihal pembatasan wilayah guna mencegah menyebaran pandemic.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: