Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar AS dan Global Membara, Rupiah Bagai Cacing Kepanasan! Bergerak Gak Karuan!

Dolar AS dan Global Membara, Rupiah Bagai Cacing Kepanasan! Bergerak Gak Karuan! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Memasuki tengah hari, dolar AS yang sebelumnya jinak kini mulai bergerak liar. Bak tersulut panasnya matahari, mata uang Paman Sam itu berbalik menyerang sebagian besar mata uang global, termasuk euro, poundsterling, dolar New Zealand, dolar Kanada, dan franc. 

Sederet mata uang Benua Kuning juga menjadi korban dolar AS, yakni baht, dolar Singapura yen, dan rupiah. Beruntung, dolar Taiwan, won, dolar Hong Kong, dan yuan bertahan dengan apresiasinya hingga mencegah dolar AS mengusai pasar spot Asia. 

Baca Juga: Trump Pontang-Panting Lawan Corona, Xi Jinping Pasang Badan di Garis Terdepan!

Baca Juga: Jiayou Rupiah! Dolar AS Tumbang, Rupiah Sang Pemenang!

Asal tahu saja, baru sebentar dihantam dolar AS, nilai tukar rupiah bergerak bagai cacing kepanasan, gelisah dan tidak tenang sama sekali. Bagaimana tidak, terhitung sampai pukul 14.10 WIB, rupiah ambruk hingga -0,31% ke level Rp16.388 per dolar AS. Padahal, beberapa waktu sebelumnya rupiah membuat dolar AS terpojok hingga ke level Rp16.305.

Baca Juga: Senasib Sepenanggungan Banget! Emas Global Berdarah-Darah, Emas Antam Ikut Memerah

Rupiah semakin ketar-ketir karena tertekan di hadapan dolar Australia sedalam -0,28%. Meskipun begitu, dua mata uang Eropa masih tunduk terhadap rupiah, yakni poundsterling (0,66%) dan euro (0,18%). 

Kinerja rupiah di Asia ikut merosot menjadi mata uang terlemah kedua di Benua Kuning setelah yen (0,24%). Dengan kata lain, rupiah tertekan di hadapan mayoritas mata uang Asia, seperti won (-0,67%), ringgit (-0,56%), yuan (-0,39%), dolar Taiwan (-0,31%), dolar Hong Kong (-0,28%), dan dolar Singapura (-0,19%).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: