Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innalillah! Dolar AS Marah Besar: Global Tercabik-Cabik, Rupiah Nyaris Tembus Rp16.400!

Innalillah! Dolar AS Marah Besar: Global Tercabik-Cabik, Rupiah Nyaris Tembus Rp16.400! Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Gonjang-ganjing dunia akibat wabah virus corona yang kian mengkhawatirkan lagi-lagi menjadi momen yang menguntungkan bagi nilai tukar dolar AS. Kembali menjelma sebagai mata uang safe haven, dolar AS berada di klasemen teratas dan mencabik-cabik mata uang global, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling, dolar Kanada, dan dolar New Zealand.

Baca Juga: Dolar AS dan Global Membara, Rupiah Bagai Cacing Kepanasan! Bergerak Gak Karuan!

Hampir semua mata uang Asia juga tertekan signifikan terhadap dolar AS, misalnya saja dolar Taiwan, baht, dolar Singapura, won, yen, dan dolar Hong Kong. Hanya yuan yang terpantau mampu unggul tipis terhadap dolar AS. Lantas bagaimana dengan rupiah?

Dilansir dari RTI, rupiah bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Namun, sejak pembukaan pasar spot pagi tadi, Rabu (1/04/2020), rupiah enggan beranjak alias stagnan pada level Rp16.310 per dolar.

Baca Juga: Senasib Sepenanggungan Banget! Emas Global Berdarah-Darah, Emas Antam Ikut Memerah

Baca Juga: 16 Negara Ini hingga Kini Belum Ditemukan Kasus Virus Corona, Mana Saja?

Jangan senang dulu, mesin pencari Google menunjukkan bahwa rupiah kian kritis di hadapan dolar AS. Nyaris menyentuh level Rp16.400, pada hari ini rupiah dibanderol senilai Rp16.381 per dolar AS.

Beruntungnya, rupiah tak sampai hati menjadi mata uang terlemah di dunia karena masih unggul di hadapan euro (0,16%), poundsterling (0,28%), dan dolar Australia (0,33%). 

Sementara di tingkat Asia, rupiah menjelma sebagai mata uang paling perkasa ketiga setelah ringgit (-0,19%) dan yuan (-0,04%). Itu artinya, rupiah unggul terhadap baht (0,52%), yen (0,22%), dolar Singapura (0,18%), dolar Taiwan (0,11%), won (0,07%), dan dolar Hong Kong (0,05%). 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: