Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Buyback 572 Juta Saham, LPKR Siapkan Rp75 miliar

Buyback 572 Juta Saham, LPKR Siapkan Rp75 miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menyiapkan dana sebesar Rp75 miliar untuk melakukan pembelian kembali (buyback) sahamnya. Rencananya, jumlah saham yang akan dibeli kembali adalah sebesar maksimal Rp75 miliar dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan atau setara 572 juta saham.

CEO LPKR, John Riady, menyampaikan, aksi buyback akan dilakukan dalam beberapa minggu ke depan sesuai kebijakan perusahaan. Buyback saham dilakukan mempertimbangkan harga saham yang menarik dan menjadi tepat guna dalam memanfaatkan kas perusahaan.

Baca Juga: Serangan Corona Makin Sadis, Saham LPKR Masih Laris Manis

"LPKR terus optimis dengan kinerja perusahaan mengingat kuatnya fundamental, khususnya mengingat persentase besar dari pendapatan berasal dari recurring income dan didukung RS Siloam," ujar John.

Menurut John, aksi korporasi berupa buyback saham merupakan upaya manajemen menjaga stabilitas laba per saham mengingat kondisi makro ekonomi dan fluktuasi harga saham di Indonesia. Serta respons perseroan atas relaksasi yang diberikan otoritas jasa keuangan (OJK) menyikapi tekanan yang signifikan yang dialami oleh indeks harga saham gabungan (IHSG).

John menambahkan, Lippo Karawaci mendukung rencana ekonomi pemerintah untuk menstabilkan perekonomian domestik di saat-saat terdapat tekanan yang besar dan tidak terduga seperti saat ini. Menurutnya, aksi korporasi ini akan menggunakan kas internal perusahaan dan tidak akan memengaruhi kondisi keuangan LPKR.

"Saat ini LPKR memiliki modal kerja dan cashflow yang kuat untuk membiayai seluruh kegiatan usaha perseroan. Lebih lanjut, posisi net debt to equity ratio LPKR juga berada dalam posisi yang kuat di tingkat 21%, terbaik di antara para pesaing," jelas John.

Terpisah, Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi, mengatakan, di tengah kekhawatiran isu Covid-19, sejumlah emiten yang memiliki lini bisnis kesehatan diprediksi akan tetap memiliki prospek positif dalam jangka panjang. Seperti, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) yang memiliki anak usaha Siloam Hospital (SILO).

Menurutnya, emiten kesehatan akan tetap bagus. Apalagi, pemerintah memberi sinyal kepada rumah sakit yang memiliki perlengkapan bagus untuk juga bersiap membuka layanan untuk menangani pasien Covid-19.

"Memang isu pembatalan kenaikan BPJS jadi salah satu sentimen negatif. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan isu kesehatan, emiten di sektor kesehatan akan tetap positif," ujar Lanjar.

Lanjar mengatakan, seiring dengan wabah Covid-19 yang belum pasti kapan akan selesai, emiten kesehatan punya potensi dari sisi kinerja akan terdongkrak. Pasalnya, ada kecenderungan masyarakat mulai peduli dengan isu-isu kesehatan sehingga mereka akan rutin untuk cek kesehatan ke rumah sakit, juga mengonsumsi produk healthcare. Dengan begitu, pemasukan terhadap emiten yang juga memiliki fokus bisnis di sektor kesehatan akan lebih stabil di tengah wabah Covid-19.

LPKR juga dinilai akan lebih kuat menghadapi pelemahan akibat Covid-19 karena lebih dari 70% dari pendapatan berasal dari recurring income alias pendapatan berulang, terutama dari Siloam Hospitals sehingga memberikan stabilitas di saat situasi pasar bergejolak.

Pertumbuhan pendapatan berulang (recurring income) LPKR yang kuat dari segmen layanan kesehatan dimotori oleh Siloam Hospitals. Siloam terus membuat kemajuan dalam hal ekspansi dan saat ini mengoperasikan 37 rumah sakit di 28 kota di Indonesia. Pendapatan dari segmen bisnis mal & lain-lain juga terus naik.

Recurring income mengindikasikan fundamental, segi kinerja keuangan masih kuat. Mereka yang punya recurring income tinggi akan lebih survive di tengah tekanan ekonomi.

"Mungkin satu dua emiten memiliki dampak sama akibat corona, tapi dengan recurring income yang makin besar, itu bisa menjadi pembeda," jelas Lanjar.

Dalam jangka panjang, kinerja LPKR diprediksi terus meningkat di tahun 2020 sebagai akibat dari dijalankannya strategi deleverage dan keberhasilan kepemimpinan manajemen. LPKR juga dinilai lihai dalam membaca arah bisnis sekaligus mendapat dukungan dari berbagai mitra strategis. Dukungan konsumen properti atas berbagai inovasi perseroan menurutnya juga mendukung kinerja positif perseroan.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: