Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Duh, AS Laporkan Kematian Bayi Usia 6 Minggu Akibat Virus Corona

Duh, AS Laporkan Kematian Bayi Usia 6 Minggu Akibat Virus Corona Kredit Foto: Unsplash/Luma Pimentel
Warta Ekonomi, Washington -

Seorang bayi berusia enam minggu di Connecticut diyakini menjadi korban meninggal akibat virus corona (COVID-19) termuda di Amerika Serikat (AS) hingga saat ini.

Kematian bayi malang itu menunjukkan bahwa meskipun anak-anak memiliki kemungkinan yang jauh lebih kecil daripada orang tua, bukan berarti mereka tidak bisa kehilangan nyawa akibat Covid-19.

"Pengujian mengonfirmasi tadi malam bahwa bayi yang baru lahir itu positif Covid-19. Ini benar-benar memilukan. Kami percaya ini adalah salah satu kehidupan termuda yang hilang di mana pun karena komplikasi yang berkaitan dengan Covid-19," kata Gubernur Ned Lamont pada Rabu.

Dia juga mengonfirmasi 429 kasus baru di negara bagian itu, dn 16 kematian, termasuk si bayi yang baru lahir.

“Ini adalah virus yang menyerang orang-orang yang paling rapuh di antara kita tanpa ampun. (Kejadian) ini juga menekankan pentingnya tinggal di rumah dan membatasi paparan pada orang lain. Kehidupan Anda dan kehidupan orang lain benar-benar bisa bergantung padanya,” tambahnya.

Diwartakan Russia Today, bayi yang berasal dari daerah Hartford itu, tiba di rumah sakit dalam keadaan tidak responsif dan dinyatakan positif Covid-19 post-mortem. Tidak terungkap jika anak itu memiliki kondisi lain yang akan membuat Covid-19 lebih mematikan pada sistem kekebalannya.

Connecticut sekarang memiliki lebih dari 3.500 kasus Covdi-19 yang dikonfirmasi dan 80 kematian.

Meskipun bayi itu kemungkinan adalah korban termuda yang meninggal karena virus corona di AS, Lamont tidak dapat mengonfirmasinya. Lamont hanya mengatakan bahwa dia percaya itu adalah salah satu nyawa termuda yang hilang karena Covid-19 "di mana pun".

Berdasarkan laporan terbaru, AS saat ini memiliki lebih dari 200.000 kasus yang dikonfirmasi, dengan lebih dari 5.000 kematian.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: