Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kebijakannya Dinilai Ambyar, Eks Menteri SBY: Jokowi Dikelilingi Kurawa, Sih!

Kebijakannya Dinilai Ambyar, Eks Menteri SBY: Jokowi Dikelilingi Kurawa, Sih! Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintahan Jokowi diminta satu pintu dalam menyampaikan informasi terkait penanganan corona (Covid-19). Jajaran pejabat pembantu Jokowi di istana yang banyak justru tak membantu kepala negara efektif menyampaikan pesan ke publik.

Pemerhati public health, Roy Suryo, mengkritisi adanya saling klarifikasi antarpejabat pembantu Presiden Jokowi di istana. Terakhir, ia mencontohkan Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang meluruskan pernyataan Juru Bicara Presiden Jokowi, Fadjroel Rachman, soal imbauan mudik di tengah wabah.

Baca Juga: Jokowi Terapkan PSBB, Anak Buahnya Bilang Boleh Mudik, yang Benar Bagaimana?

"Tweeps, Benar khan Satu-persatu Saran saya tempo hari? Setelah TKA (Ilegal) China mulai dipulangkan (meski blm semua), Hari ini @KemensetnegRI mengklarifikasi Ucapan JuBir @fadjroeL," demikian cuitan Roy dikutip dari akun Twitternya, @KRMTRoySuryo2, pada Jumat (3/4/2020).

Dia pun menyinggung Jokowi dengan diibaratkan dikelilingi kurawa yang memengaruhi pelaksanaan dalam kebijakannya.

"Memang Pak @jokowi ini dikelilingi 'Kurawa' (dlm Arti di Pewayangan), shg kebijakan2nya AMBYAR," tulis Roy.

Roy menjelaskan alasan menggunakan istilah kurawa. Menurut Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, dalam budaya pewayangan merujuk adanya kelompok antagonis yaitu Kurawa. Tokoh Kurawa dalam cerita adalah musuh bebuyutan dari Pandawa.

Roy mengkritisi banyaknya jumlah pembantu justru malah jadi merepotkan Jokowi. Sebab, selain jubir, ada 38 menteri dan 12 wakil menteri. Lalu, ada lagi 14 staf khusus yang 7 di antaranya kalangan milenial. Belum lagi deretan anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

"Kurawa jumlahnya 100, ini saya analogikan dengan jumlah pembantu-pembantu Presiden yang sangat banyak, tapi karena saking banyaknya jadi unfaedah," ujar Roy.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: