Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga CPO Terganggu, Gegara Covid-19?

Harga CPO Terganggu, Gegara Covid-19? Kredit Foto: Antara/Wahdi Septiawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Data CIF Rotterdam mencatat telah terjadi penurunan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di awal April 2020 hingga mencapai 9,5 persen atau dari US$ 680/MT menjadi US$ 615/MT.

Penurunan harga ini terjadi seiring dengan kasus Covid-19 yang makin merajalela di hampir seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Secara global, jumlah infeksi virus corona sudah melampaui angka 1 juta kasus.

Baca Juga: Jangan Cuma Jadi Negara Titipan, CPO Indonesia Harus Punya Power!

Pelemahan harga CPO tersebut dipicu adanya sentimen terhadap penurunan permintaan global mengingat jumlah kasus Covid-19 yang meningkat pesat akhir-akhir ini. Infeksi virus corona ini menciptakan disrupsi pada rantai pasok minyak sawit global sehingga mengakibatkan harga CPO makin tertekan.

Untuk melawan virus tersebut, sejumlah negara seperti Italia, Spanyol, Perancis, dan Filipina telah mengikuti langkah China dengan memberlakukan kebijakan lockdown. Malaysia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia setelah Indonesia ini juga telah memberlakukan kebijakan lockdown untuk seluruh distrik bagiannya sejak 18 Maret lalu. Kemudian pada 31 Maret, pemerintah negara bagian Malaysia mengumumkan akan menutup operasi perkebunan kelapa sawit di tiga kabupaten tambahan.

Keputusan tersebut memperluas penghentian operasi minyak sawit menjadi enam distrik di Sabah, yang berkontribusi sebesar 75 persen terhadap total produksi CPO di negara bagian Malaysia. Kebijakan lockdown dengan menutup kegiatan operasional di perkebunan kelapa sawit dan unit pengolahan tentu akan berdampak signifikan terhadap tingkat produksi dan stok.

Ditambah lagi, kebijakan lockdown yang diambil pemerintah India sejak akhir Maret lalu menimbulkan ancaman risiko terhadap penurunan permintaan yang cukup drastis. Reuters melaporkan permintaan minyak sawit dari India diperkirakan turun tahun ini di bawah 23 juta ton jika dibandingkan tahun lalu. Sementara itu, konsumsi minyak sawit dari Uni Eropa juga diperkirakan turun akibat kebijakan lockdown yang diberlakukan.

Pemberlakuan kebijakan lockdown ini bukan tanpa konsekuensi karena akan berdampak pada pergerakan ekonomi negara yang bersangkutan. Ketika masyarakat diminta untuk tetap tinggal di rumah dan tidak bepergian ke mana pun, operasional pabrik, restoran, pusat perbelanjaan, hingga transportasi publik akan dibatasi dan bahkan dihentikan. Hal ini tentunya memicu terjadinya disrupsi rantai pasok dan permintaan baik skala nasional maupun global. Namun, bagaimanapun juga, kondisi ini tak lantas membuat harga CPO naik ataupun turun langsung secara signifikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: