Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat, Kalau Seperti Ini PHK Massal Tinggal Tunggu Waktu

Gawat, Kalau Seperti Ini PHK Massal Tinggal Tunggu Waktu Kredit Foto: Antara/Risky Andrianto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sudah satu bulan lebih virus corona (Covid-19) dinyatakan masuk ke Indonesia. Hingga saat ini belum ada kepastian kapan pandemi ini akan berakhir. Di lain sisi dampak ekonomi mulai dirasakan, ketakutan akan adanya pemutusan hubungan kerja (PHK) massal mulai membayangi.

Bhima Yudhistira Adhinegara, peneliti di Institute for Development of Economics and Finance (Indef), mengatakan, saat ini tanda-tanda sebelum terjadi PHK itu sudah terlihat. Sebelum pada PHK, step-nya adalah cuti tanpa dibayar, kemudian gaji setengah, THR ditangguhkan, baru setelah itu kalau sudah tidak sanggup lagi perusahaan melakukan PHK.

PHK sudah terlihat di sektor pariwisata sejak Januari lalu, saat kunjungan wisatawan mancanegara di Bali dan Lombok mulai berkurang. Ditambah kebijakan physical distancing mulai diperketat, sektor ritel mulai terdampak.

Baca Juga: AS Diam-diam Beli Masker China dari Prancis. Bayar Dua Kali Lipat, Tunai!

"Tutupnya mal seperti Matahari, Pasar Tanah Abang, dan di daerah-daerah tentu terjadi penurunan tenaga kerja karena terjadi penurunan supply," jelas Bhima kepada Warta Ekonomi, Jumat (3/4/2020).

Di sektor manufaktur sendiri, ada dua faktor yang memengaruhi, pertama permintaan yang turun karena daya beli masyarakat yang turun. Dan sektor suplai, terganggunya kegiatan impor bahan baku membuat produksi turun drastis.

"Mereka akhirnya merumbahkan (PHK)," ujar Bhima.

Beberapa sektor yang akan terdampak, menurut Bhima, hampir merata di semua sektor, terutama elektronik, otomotif, tekstil pakaian jadi, makanan dan minuman, perdagangan, serta logistik. Namun demikian, belum bisa diperkirakan potensi jumlah karyawan yang akan terkena PHK karena perubahan sangat dinamis.

Baca Juga: 5 Sektor dengan Risiko PHK Tinggi Akibat Corona, Pekerja Mesti Waspada!

"Menurut ADB, recovery terjadi di 2021. Jadi, sepanjang tahun ini gelombang PHK jadi ancaman serius," jelas Bhima.

Di Amerika Serikat, menurut laporan data claim, pengangguran telah meningkat ke angka 6,6 juta orang, menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah. Di Indonesia sendiri, kalau dengan situasi seperti saat ini, menurutnya, PHK massal tinggal menunggu waktu. Hal itu perlu diantisipasi oleh pemerintah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: