Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dear 2020, Apakah Produksi Minyak Sawit Indonesia Akan Turun?

Dear 2020, Apakah Produksi Minyak Sawit Indonesia Akan Turun? Kredit Foto: Antara/Syifa Yulinnas
Warta Ekonomi, Jakarta -

Produksi minyak sawit Indonesia pada 2020 diperkirakan menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi ini disebabkan terjadinya cuaca kering sejak Agustus 2019 lalu dengan catatan waktu yang lebih panjang dan lebih cepat.

Dampak dari cuaca kering ini akan mulai dirasakan pada delapan bulan hingga 1,5 tahun semenjak terjadinya kekeringan tersebut. Dalam Infosawit, Ketua Umum Gapki, Joko Supriyono memperkirakan bahwa pada tahun ini akan terjadi penurunan produksi dibandingkan 2019.

Namun, Joko tidak bisa menyebutkan seberapa besar penurunan produksi tersebut terjadi, akan tetapi secara incremental (pertumbuhan rata-rata produksi) penurunan itu akan terjadi.

Baca Juga: Hah? Kebun Sawit Hasilkan Padi?

Biasanya, peningkatan produksi rata-rata mencapai 4 juta ton setiap tahunnya, namun pada tahun ini, peningkatan yang terjadi tidak sebesar itu. Joko juga memperkirakan, "Paling tidak turun separuhnya atau lebih rendah dari 2019."

Meskipun demikian, Joko Supriyono dalam dialog Closing Bell CNBC Indonesia mengatakan, "Secara overall untuk operasional produksi dan angkutan masih normal, paling tidak hingga saat ini. Nanti kita lihat ke depannya bagaimana perkembangan yang kita belum tahu ini." 

Sejatinya, upaya peningkatan produktivitas untuk menggenjot produksi terus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang telah dimulai sejak 2016 lalu di bawah koordinasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP-KS) merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak sawit Indonesia.

Baca Juga: Apkasindo: Lampu Hijau untuk Sawit Indonesia

Terkait tingkat survivabilitas industri kelapa sawit Indonesia, Joko menambahkan, "Sebenarnya, kalau kita lihat perkembangan di Q1 ini, kalau kita compare dengan 2019, kondisi saat ini lebih baik. Apalagi kemudian tahun ini kita punya harapan yang cukup besar dengan kemungkinan pasar domestik akan meningkat cukup signifikan."

Namun, Joko juga memperkirakan bahwa apabila social distancing dan physical distancing yang dilakukan terkait pencegahan infeksi Covid-19 di Indonesia kemungkinan akan memengaruhi permintaan domestik, khususnya saat bulan Ramadan nanti.

Baca Juga: Anggaran Pilkada Serentak di Bali Capai Rp 456,9 Miliar Lebih

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: