Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jual RS, Perusahaan Ini Langsung Cetak Untung Rp251,4 Miliar

Jual RS, Perusahaan Ini Langsung Cetak Untung Rp251,4 Miliar Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di tengah perlambatan yang terjadi di industri properti nasional, PT Intiland Development Tbk (DILD) pengembang properti pada tahun 2019 berhasil menghasilkan laba bersih Intiland tahun lalu senilai Rp251,4 miliar, naik 23,5 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar Rp203,7 miliar.

“Naiknya laba bersih ini juga disumbang dari hasil penjualan saham perseroan di National Hospital di Surabaya, pada akhir tahun lalu,” kata Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono, dalam keterangan resminya,  di Jakarta, Senin (6/4/2020).

Peningkatan tersebut diperoleh dari pendapatan usaha yang sebesar Rp2,7 triliun, atau naik 7,2 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp2,5 triliun.

Baca Juga: Pendapatan Intiland Tumbuh 7,2% Sepanjang 2019

Archied Noto Pradono menjelaskan naiknya pendapatan usaha di tahun 2019 terutama dari pengakuan penjualan dari segmen pengembangan mixed-use and high rise dan kawasan perumahan. Kenaikan tersebut juga ditopang dari penjualan dari aset-aset non- core yang belum akan dikembangkan dalam waktu dekat pada kuartal keempat tahun lalu.

“Pendapatan usaha meningkat terutama karena adanya penyelesaian beberapa proyek baru, sehingga hasil penjualannya bisa diakui dan dicatatkan sebagai pendapatan usaha. Pembangunan proyek-proyek ini sudah tahap penyelesaian dan mulai serah terima ke konsumen seperti kondominium Graha Golf, The Rosebay, Spazio Tower dan 1Park Avenue,” kata Archied.

Menurut Archied, pendapatan pengembangan (development income) masih memberikan kontribusi terbesar yang mencapai Rp2,1 triliun atau 77,2 persen dari keseluruhan. Dibandingkan tahun 2018 senilai Rp1,9 triliun, nilai pendapatan pengembangan meningkat sebesar 8 persen.

Pendapatanusahaberikutnyabersumber dari pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang memberikan kontribusi Rp623,1 miliar atau memberikan kontribusi 22,8 persen dari keseluruhan. Pendapatan usaha dari segmen properti investasi ini membukukan peningkatan 4,5 persen dibandingkan pencapaian tahun 2018 yang nilainya Rp596,4 miliar.

Baca Juga: Pertumbuhan Industri Properti Melambat, Penjualan Produk Ini Kena Getahnya!

Dari sumber pendapatan pengembangan, menurut Archied, segmen mixed-use & high rise tercatat memberikan kontribusi paling besar mencapai Rp1,1 triliun, atau 40,6 persen. Kontribusi tersebut mengalamipeningkatan 30,9 persen dibandingkan pencapaian 2018 yang sebesar Rp819,5 miliar.

Kontributor berikutnya berasal dari segmen pengembangan kawasan perumahan yang mencapai Rp942 miliar atau 34,4 persen. Dibandingkan pencapaian tahun 2018 sebesar Rp629,6 miliar, terjadi peningkatan sebesar 49,6 persen di tahun 2019.

“Segmen pengembangan kawasan industri menyumbang Rp60,3 miliar atau 2,2 persen dari total. Sebagian besar berasal dari penjualan lahan industri Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur dan penjualan gudang logistik di Aeropolis, Tangerang,” ungkap Archied lebih lanjut.

Meningkatnya pendapatan usaha menyebabkan laba kotor perseroan juga mengalami kenaikan. Perseroan mencatatkan perolehan laba kotor tahun 2019 sebesar Rp1,1 triliun, naik 12,5 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai Rp1 triliun. Sementara laba usaha perseroan juga melonjak 44,2 persen menjadi Rp603,5 miliar, dibandingkan tahun 2018 senilai Rp418,7 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: