Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Cara Agar Konferensi Virtual Tetap Aman

Ini Cara Agar Konferensi Virtual Tetap Aman Kredit Foto: Kaspersky
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tanpa disadari, kita menghadapi kenyataan bahwa kini setiap lapisan hidup sudah dipengaruhi oleh daring/online. Belum pernah sebelumnya dunia yang terhubung, kemampuan dalam berkomunikasi, bersosialisasi, bekerja, dan bertransaksi online menjadi hal yang sangat penting atau menjadi lebih kritis di era saat ini.

Meskipun kemampuan dalam menanggulanginya sudah luar biasa, kita juga harus menghadapi kenyataan bahwa ke mana orang pergi, pelaku kejahatan siber akan mengikuti. Jika terdapat peluang untuk mengeksploitasi situasi dan memikat orang untuk memberikan data pribadi atau meminta pengiriman uang secara palsu, Anda dapat menjamin bahwa penjahat siber akan mengambil andil di situ.

Baca Juga: Waduh! WFH Buka Pintu Ancaman Ruang Siber, Apalagi 'Tuk Perusahaan Asuransi dan Pajak

Para peneliti di Kaspersky sebelumnya sudah melihat contoh malware virus corona/Covid-19 yang mencoba menyembunyikan file berbahaya dalam dokumen terkait dengan penyakit atau virus ini. Namun, peluang ancaman siber lainnya tidak hanya sampai di situ.

"Dari pertemuan tatap muka, kini kita telah menyaksikan sebuah perubahan dengan maraknya konferensi video. Pelaku kejahatan siber mengetahui tren ini dan mereka bisa memanfaatkan, mengeksploitasi, dan menyusup melalui entri atau pintu masuk yang berbeda, seperti Wi-Fi yang tidak aman, jaringan tanpa enkripsi, penggunaan kata sandi yang lemah, dan izin aplikasi yang buruk atau diabaikan," kata Yeo Siang Tiong, General Manager untuk Asia Tenggara (SEA) di Kaspersky dalam keterangan tertulisnya, Senin (6/4/2020).

"Kami meyakini bahwa perusahaan di seluruh dunia sekarang menyadari pentingnya mengamankan aplikasi dan situs web mereka, terutama dengan perubahan yang saat ini kita hadapi di lingkungan TI karena pandemi yang sedang terjadi. Namun yang terjadi, masih banyak organisasi masih belum siap menghadapi para karyawannya bekerja dari rumah dan menyebabkan mereka harus menghadapi tantangannya secara real time, dalam keadaan luar biasa seperti ini. Sementara, organisasi lainnya menganggap ini adalah hal biasa dan menjadi waktu yang tepat untuk memeriksa ulang keamanan pada sistem akses jarak jauh perusahaannya," tambahnya.

Departemen TI secara global menghadapi tantangan jaringan terbesar mereka saat ini. Terlihat dari jumlah besar orang yang terkoneksi secara jarak jauh dengan jaringan perusahaan secara tidak terduga, yang sekaligus menjadi tantangan tambahan serta evaluasi pada infrastruktur keamanan dan TI yang sudah genting sebelumnya.

Ada sejumlah langkah sederhana yang dapat diambil atau dilakukan oleh para pihak untuk melindungi jaringan mereka dan mengurangi risiko siber terkait konektivitas jarak jauh.

Para ahli Kaspersky menyarankan beberapa hal seperti menyediakan VPN bagi para staf untuk terhubung dengan aman ke jaringan perusahaan dan seluruh perangkat perusahaan, termasuk ponsel dan laptop harus dilindungi dengan perangkat lunak keamanan yang sesuai, termasuk perangkat seluler (misalnya, memungkinkan data untuk dihapus dari perangkat yang dilaporkan hilang atau dicuri, memisahkan data pribadi dan pekerjaan, serta membatasi aplikasi apa saja yang dapat diinstal).

Kemudian selalu terapkan pembaruan terbaru untuk sistem operasi dan aplikasi dan batasi hak akses orang yang terhubung ke jaringan perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bernadinus Adi Pramudita
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: