Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sebelum Corona Meyerang Saja Untung Perusahaan Farmasi Ini Sudah Capai Triliunan

Sebelum Corona Meyerang Saja Untung Perusahaan Farmasi Ini Sudah Capai Triliunan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) perusahaan yang menjual obat-obatan ini pada 2019 tahun sebelum virus corona (Covid-19) muncul, meraih penjualan bersih konsolidasi Rp22,63 triliun tumbuh sebesar 7,4% dibandingkan Rp21,07 triliun pada periode yang sama tahun 2018.

Direktur Keuangan Kalbe Farma, Bernadius Karmin Winata mengatakan bahwa pertumbuhan penjualan sepanjang tahun 2019 didukung oleh Divisi Obat Resep Perseroan, yang membukukan pertumbuhan penjualan sebesar 7,1% menjadi Rp5,16 triliun, serta menyumbang 22,8% dari total penjualan bersih Kalbe di tahun 2018.

Sementara, divisi Produk Kesehatan meraih penurunan penjualan sebesar 2,8% menjadi Rp3,4 triliun dengan kontribusi sebesar 15,3% terhadap total penjualan bersih Perseroan.

Baca Juga: Meroketnya Harga Saham Kalbe dan Kimia Farma Tak Mampu Selamatkan Pasar Modal

“Penurunan penjualan divisi obat bebas disebabkan oleh menurunnya jumlah penjual ritel sehubungan dengan pelaksanaan regulasi distribusi produk obat bebas berdot biru,” jelasnya, dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (6/4/2020).

Lebih lanjut Ia menuturkan jika penjualan bersih Divisi Nutrisi tercatat sebesar Rp6,62 triliun di tahun 2019, tumbuh 5,0% dari pencapaian di tahun sebelumnya dan menyumbang 29,3% dari total penjualan bersih Kalbe.

Sedangkan Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 15,7% dari Rp6,37 triliun menjadi Rp7,37 triliun, serta menyumbang 32,6% terhadap total Pertumbuhan penjualan divisi distribusi dan logistik yang lebih tinggi dibandingkan dengan divisi lainnya menghasilkan rasio laba kotor yang lebih rendah yaitu menjadi 45,3% dibandingkan tahun sebelumnya 46,7% Rasio laba sebelum pajak mencapai 15,0%, dan bertumbuh sebesar 2,9% dibandingkan tahun lalu.

Baca Juga: Tenang! Pengusaha Farmasi Jamin Stock Obat Aman di Tengah Wabah Corona

“Perseroan akan terus mengelola efektivitas penjualan dan pemasaran, serta memonitor biaya-biaya operasional lainnya, untuk mempertahankan pertumbuhan laba sebelum pajak. Untuk mempertahankan marjin ke depan, Perseroan akan menggabungkan strategi pengelolaan portofolio produk dan program efisiensi operasional,” ucapnya.

Adapun, laba bersih bertumbuh sebesar 2,0% mencapai Rp 2,5 triliun dibandingkan Rp 2,45 triliun pada tahun 2018. Pertumbuhan laba bersih terutama disebabkan oleh pertumbuhan penjualan dan pengendalian biaya pemasaran.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: