Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Orang Terkaya Singapura Makin Tajir Melintir di Tengah Pandemi Corona

Orang Terkaya Singapura Makin Tajir Melintir di Tengah Pandemi Corona Kredit Foto: Foto: Reuters.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketika pandemi virus corona menghancurkan ekonomi, pasar, dan kekayaan, keuntungan tiga pendiri perusahaan pembuat ventilator Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co bertambah US$10 miliar atau US$7 miliar tahun ini.

The Strait Times (Jumat (3/4/2020) melaporkan, saham Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics Co naik 40 persen. Kenaikan tersebut didorong lonjakan permintaan akan ventilator. Covid-19, penyakit yang disebabkan virus corona menyebabkan rumah sakit di seluruh dunia dibanjiri pasien yang kesulitan bernapas.

Menurut Bloomberg Billionaires Index, Li Xiting, CEO Mindray Medical International, warga negara Singapura sekaligus orang terkaya di negara pulau itu telah menambahkan kekayaan bersihnya sebesar US$3,5 miliar tahun ini. Akhir Kamis pekan lalu, kekayaannya menjadi US$12,5 miliar.

Baca Juga: Rupanya Ada Bisnis yang Menang Banyak saat Corona Mengganas, Ini Contohnya

Jumlah kekayaannya itu menempatkan Xiting sebagai salah satu orang terkaya di dunia. Sementara kekayaan Jeff Bezos naik US$3,4 miliar. Bill Gates turun US$15,3 miliar.

Mindray Medical International adalah perusahaan yang mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan peralatan medis global. Perusahaan yang didirikan trio Li Xiting, Xu Hang, dan Cheng Minghe ini berbasis di Shenzhen, China.

Krisis kesehatan global telah mengekspos kekurangan ventilator, peralatan yang diandalkan rumah sakit untuk menjaga pasien agar tetap hidup. Sekretaris Dewan Mindray, Li Wenmei mengatakan, permintaan global atas mesin ini setidaknya 10 kali lipat dari yang tersedia di rumah sakit. Menurut Gubernur Negara Bagian New York, Andrew Cuomo, enam hari lagi wilayahnya akan kehabisan pasokan.

Jumlah kematian di seluruh dunia telah melebihi 52.000. Sementara orang yang terinfeksi telah mencapai satu juta. Italia dan Spanyol yang paling terkena dampak di Eropa. Penyakit ini juga menyebar dengan cepat di seluruh Amerika Serikat. Presiden Donald Trump memperingatkan sudah ada 100.000 lebih kasus kematian akibat penyakit ini.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: