Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekonomi China Berangsur Pulih, Arus Peti Kemas Tanjung Priok Bergeliat

Ekonomi China Berangsur Pulih, Arus Peti Kemas Tanjung Priok Bergeliat Kredit Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC mencatat bahwa arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok mengalami penurunan sebesar 4,2% pada kuartal pertama tahun ini. 

Selama Januari–Maret 2020, jumlah peti kemas yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 1,569 ribu TEUs. Jumlah ini menunjukkan penurunan 69 ribu TEUs dari 1,638 TEUs dibandingkan periode yang sama tahun kemarin.

Namun, dibandingkan bulan sebelumnya, tren arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok membaik.

Baca Juga: Pelindo II Tutup 3 Terminal Penumpang Miliknya, Tapi Operasional Jalan Terus

"Dibandingkan tahun lalu, untuk Februari penurunan arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok sebesar 5,13%, sedangkan di Maret penurunannya 4,2%. Memang masih menunjukkan ada penurunan, tetapi persentasenya semakin mengecil," jelas Direktur Utama IPC, Arif Suhartono di Jakarta.

Menurut Arif, tren ini sejalan dengan informasi bahwa industri di China mulai pulih dan berproduksi lagi.

"Selama wabah Covid-19, pengiriman barang ekspor dan impor ke China mengalami gangguan dan China merupakan kontributor utama arus peti kemas internasional di Pelabuhan Tanjung Priok," papar Arif.

"Sekarang, aktivitas ekonomi di sana mulai berangsur pulih. Saya harapkan kuartal ke depan trennya semakin membaik," pungkasnya.

Baca Juga: SBY: Salah Besar Merasa Berhasil Atasi Corona! Lumpuhkan Dulu, Ekonomi Akan Tumbuh Lagi

Diketahui sebelumnya, arus peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok dalam dua bulan pertama di 2020 turun sebesar 5,13%. Selama Januari-Februari 2020, jumlah peti kemas yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 992 ribu TEUs. Jumlah ini turun 53 ribu TEUs dibandingkan throughput Januari-Februari 2019, yang mencapai 1,045 ribu TEUs.

Penurunan tersebut diklaim merupakan dampak langsung dari merebaknya virus Corona, yang awal penyebarannya terjadi di Wuhan, China. Kondisi ini bisa dimengerti karena sejak wabah Corona merebak di China pada Desember 2019, produktivitas di sana langsung turun drastis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: