Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dunia Kekurangan Peralatan Medis Anti-Corona, Ekspor China Meroket

Dunia Kekurangan Peralatan Medis Anti-Corona, Ekspor China Meroket Kredit Foto: Reuters/China Daily
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketika virus corona mendarat di Eropa dan AS, bekas pusat penyebarannya, China, telah mengekspor pasokan peralatan medis senilai US$1,45 miliar atau 10,2 miliar yuan untuk memerangi pandemi.

Administrasi Umum Kepabeanan China, Minggu (5/4/2020) mengumumkan, pasokan utama termasuk miliaran masker, jutaan pakaian pelindung dan detektor suhu inframerah, serta 16.000 unit ventilator dikirim ke luar negeri dalam satu bulan sejak 1 Maret hingga 4 April. Demikian dikutip RT dari Global Times, Minggu.

Baca Juga: Orang Terkaya di China Ini Donasi Alat Medis ke Banyak Negara, Ini Loh Daftar Lengkapnya!

Menurut Kementerian Perdagangan China, ekspor pasokan medis telah meningkat dan pemerintah tidak akan memberlakukan pembatasan pada pengiriman yang vital. Hingga Sabtu, 54 negara dan 3 organisasi internasional menandatangani kontrak pengadaan komersial untuk pasokan medis dengan Beijing.

Merespons sejumlah laporan yang menyatakan negara-negara Eropa menerima pasokan medis yang salah, Kementerian mengatakan produsen China yang ketahuan mengirimkan barang medis kualitas buruk akan menghadapi hukuman berat.

China menjadi negara pertama yang terkena virus corona baru pada akhir tahun lalu. Virus ini kemudian menjadi pandemi karena menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dengan lebih dari 1,2 juta kasus dan hampir 65.000 kematian di seluruh dunia. Amerika Serikat saat ini menjadi negara yang paling parah terkena dampaknya. Lebih dari 300.000 orang yang terinfeksi dan lebih dari 8.500 kasus kematian.

Negara-negara Uni Eropa telah berjuang mengatasi kekurangan peralatan medis dan peralatan pelindung yang dibutuhkan. Kondisi ini berpotensi menularkan virus kepada staf medis dan situasi menjadi makin buruk.

Dokumen yang diperoleh Reuters pada Maret lalu menunjukkan bahwa pemasok regional hanya dapat memenuhi 10 persen dari permintaan. AS juga menderita kekurangan peralatan medis. Bahkan telah mengalihkan pengiriman masker pelindung yang vital dari negara sekutunya.

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lili Lestari
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: