Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Konsumen Bakal Lebih Sering Makan di Rumah Pascacorona, Pelaku Bisnis F&B Mesti Siaga!

Konsumen Bakal Lebih Sering Makan di Rumah Pascacorona, Pelaku Bisnis F&B Mesti Siaga! Kredit Foto: Instagram/@fridajoincoffee
Warta Ekonomi, Bogor -

Kebiasaan konsumen Asia untuk makan di luar rumah berpotensi berubah setelah corona berakhir, karena lebih memilih membawa pulang pesanan makanannya, menurut penelitian terbaru dari Nielsen.

Lebih dari 6 ribu responden di 11 pasar, meliputi: China, Hong Kong, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, Thailand, Filipina, Vietnam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia disurvei dalam penelitian itu.

"Konsumen di seluruh Asia telah menunjukkan kebiasaan makan mereka akan berubah secara permanen jika pandemi sudah berakhir," tulis riset daring oleh Nielsen itu, dilansir dariĀ KrAsia, Kamis (9/4/2020).

Baca Juga: Lockdown Bikin Perilaku Konsumen Berubah, Industri Pesan-Antar Makanan Kena Musibah

Di China, 86% dari responden mengaku akan lebih sering makan di rumah daripada sebelum wabah. Begitu pula dengan 77% responden di Hong Kong. Sementara di Korea Selatan, Malaysia, dan Vietnam, angkanya mencapai 62%.

Direktur Pelaksana Nielsen Connect untuk Asia Tenggara, Vaughan Ryan berkata, "krisis COVID-19 jelas telah mengubah sikap dan perilaku konsumen. Kami memproyeksi para konsumen akan lebih sering makan di rumah di masa depan."

Lebih lanjut, pasar Asia yang masuk dalam survei menunjukkan peningkatan pergerakan penjualan barang-barang konsumen dengan rata-rata 20% tiap minggu, sejak wabah mulai meradang pada akhir Januari.

Artinya, konsumen telah beralih dari tren gaya hidup 'on the go' menjadi tren konsumsi rumah yang lebih aman. "Sejak awal COVID-19, telah ada perubahan signifikan dalam pola belanja makanan konsumen di berbagai daerah," kata Pendiri aplikasi masakan rumahan, Norma Chu.

DiĀ platform Tmall milik Alibaba juga terjadi perubahan tren pembelian bahan makanan. Mie, beras, minyak, dan bumbu masakan telah mengalami lonjakan permintaan dari angka 26,3% menjadi 67,69% setelah corona mewabah.

Karena itulah, Nielsen memprediksi bakal terjadi perubahan lanskap ritel, khususnya untuk segmen makanan dan minuman.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: