Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rizal Ramli: Gairahkan Ekonomi Rakyat Akan Bangkitkan Perekonomian Indonesia

Rizal Ramli: Gairahkan Ekonomi Rakyat Akan Bangkitkan Perekonomian Indonesia Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meski dampak pandemik virus corona telah memukul perekonomian Indonesia, peluang untuk bangkit kembali tetap masih ada. Asalkan, tim ekonomi harus memiliki terobosan secara nyata yang mampu menggairahkan kembali perekonomian rakyat.

"Semua masalah pasti selalu ada jalan keluarnya, selama kita memiliki terobosan. Bahkan, masalah itu bisa menjadi peluang," ujar Ekonom Senior, Rizal Ramli, Sabtu (11/04/2020). 

Baca Juga: Gerindra Rogoh Kantong Bantu Tangani Corona, Ahmad Muzani: Kami Pastikan Setiap Dapur Rakyat Ngebul

Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri (Menko Ekuin) itu mengisahkan kesuksesan tim ekonomi yang dipimpinnya pada era Presiden RI ke-4, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dari pertumbuhan ekonomi negatif ke positif. 

Rizal Ramli menjelaskan, salah satu strategi kebijakan yang dijalankan Tim Ekonomi Gus Dur sehingga sukses mempercepat pertumbuhan ekonomi dari negatif 3 persen ke positif 4,9 persen adalah melalui program restrukturisasi korporasi milik negara maupun unit usaha swasta.

Baca Juga: Ekonomi China Berangsur Pulih, Arus Peti Kemas Tanjung Priok Bergeliat

Menurutnya, tim ekonomi pemerintahan Gus Dur sukses mempercepat pertumbuhan ekonomi dari minus 3 persen ke positif 4,9 persen. Seiring dengan itu, utang-pun berkurang, dan mencapai indeks Gini Ratio terendah (0,31) sepanjang sejarah Indonesia adalah melalui program restrukturisasi korporasi milik negara maupun unit usaha swasta.

Rizal Ramli yang juga mantan anggota Tim Panel Ekonomi PBB ini menyebutkan, sejumlah contoh sukses restrukturisasi korporat, antara lain, restrukturisasi Bulog, PT Dirgantara Indonesia (PT DI), dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), pemisahan manajemen PT Telkom dan PT Indosat, serta penanganan Bank Internasional Indonesia (BII). Selain itu, kebijakan di sektor properti, Usaha Kecil Menengah (UKM) dan Usaha Tani.

Baca Juga: Hai, Pelaku UKM! Ini 5 Strategi Hadapi Dampak Covid-19

Kebijakan di sektor properti misalnya, sektor ini memiliki banyak entitas bisnis yang terkait seperti: semen, genteng, besi baja, keramik, furnitur, kayu, cat, alat kelistrikan, dan sebagainya) dan menyerap sangat banyak tenaga kerja. Karena itu, demi kembali membangkitkan kembali sektor properti yang terpuruk pasca krisis, pada April 2001 tim ekonomi Gus Dur meluncurkan kebijakan restrukturisasi utang bagi para pengembang properti.

Apa lagi, kemudahan ini lebih diutamakan kepada para pengembang Rumah Sangat Sederhana (RSH). Akibat kebijakan ini nilai kapitalisasi bisnis sektor properti naik dari Rp9,88 triliun (2001) menjadi Rp12,99 triliun (2002) dan Rp26,95 triliun (2003). Akhirnya menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di era pasca Gus Dur.

Dan di sektor UKM, pada era Gus Dur, jumlah UKM yang terbelit kredit macet di perbankan mencapai 14 ribu unit usaha. Tim ekonomi pada tahun 2000 meluncurkan kebijakan memotong utang pokok UKM dan bunganya sebesar 50% asalkan dibayar dengan tunai.

“Kebijakan restrukturisasi utang UKM ini berkontribusi menambah keuntungan Bank Mandiri sebesar Rp1 triliun pada tahun 2001,” ungkap Rizal Ramli.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: