Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Suntik Lagi Likuiditas Rp117,8 Triliun

BI Suntik Lagi Likuiditas Rp117,8 Triliun Kredit Foto: WE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) kembali meningkatkan pelonggaran moneter melalui instrumen pelonggaran kuantitas (quantitative easing) guna mendukung pemulihan ekonomi akibat dampak dari Covid-19 atau virus Corona.

Sebelumnya bank sentral telah melakukan quantitative easing atau menyuntik likuiditas hampir Rp300 triliun dengan membeli SBN di pasar sekunder.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, quantitative easing dilakukan melalui ekspansi operasi moneter melalui penyediaan term-repo kepada bank-bank dan korporasi dengan transaksi underlying SUN/SBSN dengan tenor sampai dengan satu tahun.

Baca Juga: BI Tak Pangkas Suku Bunga Acuan, Bertahan 4,50%

"Kemudian menurunkan giro wajib minimum (GWM) rupiah masing-masing sebesar 200 bps untuk bank umum konvensional dan 50 bps untuk bank umum syariah/unit usaha syariah, mulai berlaku 1 Mei 2020," ujar Perry di Jakarta, Selasa (14/4/2020).

Perry bilang, penurunan GWM ini akan menambah likuiditas perbankan sebesar Rp102 triliun. Melalui penurunan GWM ini, maka kewajiban pemenuhan GWM oleh bank secara rata-rata menjadi 3,0% dan secara harian jadi 0,0%. Sementara bagi bank yang tidak mendapatkan pelonggaran GWM harian mereka wajib memenuhi GWM harian 0,5%.

Selain penurunan GWM, bank sentral juga tidak memberlakukan kewajiban tambahan giro untuk pemenuhan rasio intermediasi makroprudensial (RIM), baik terhadap bank umum konvensional maupun bank umum syariah/unit usaha syariah untuk periode satu tahun, mulai berlaku 1 Mei 2020.

Baca Juga: Percaya Gak Percaya: Rupiah Sungguh Menyayat Hati, Diserbu dari Segala Penjuru Dunia!

Dengan ketentuan ini, bank yang memiliki rasio RIM di bawah 84% maupun di atas 94% tidak akan dikenai kewajiban menyetor tambahan giro ke bank sentral. Perry menuturkan, kebijakan ini akan menambah likuiditas sebesar Rp15,8 triliun.

"Sehingga secara total akan menambah likuiditas sebesar Rp117,8 triliun," ungkap Perry.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: