Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

15 April: Titanic Hantam Gunung Es, 1.500 Orang Tewas

15 April: Titanic Hantam Gunung Es, 1.500 Orang Tewas Kredit Foto: Foto: BBC.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kapal pesiar mewah Inggris RMS Titanic tenggelam di Samudra Atlantik Utara yang berjarak 400 mil di selatan Newfoundland, Kanada, pada tanggal 15 April 1912 sekira pukul 02.20 dini hari. Kapal besar yang mengangkut 2.200 penumpang dan awak itu menabrak gunung es, sekitar dua setengah jam sebelumnya.

Melansir laman History.com, Rabu (15/4/2020), RMS Titanic, salah satu kapal pesiar terbesar dan termewah yang pernah dibangun, berangkat dari Southampton, Inggris menuju pelayarannya melintasi Samudra Atlantik.

Titanic dibangun di Belfast, Irlandia Utara. Perancangnya adalah seorang ahli pembuat kapal dari Irlandia, William Pirrie. Kapal yang membentang sepanjang 269 meter (883 kaki) dari buritan ke busur dianggap sebagai kapal tercepat di dunia. Lambung kapal ini dibagi menjadi 16 kompartemen yang dianggap kedap air

Titanic dianggap tak dapat tenggelam karena empat kompartemen dapat saja dipenuhi air tanpa menyebabkan hilangnya daya apung.

Ketika meninggalkan pelabuhan, kapal itu berada dalam jarak beberapa kaki dari kapal uap New York tetapi lewat dengan aman, menyebabkan napas lega umum dari para penumpang yang berkumpul di geladak Titanic.

Pada perjalanan pertamanya melintasi rute feri Atlantik yang sangat kompetitif, kapal membawa sekitar 2.200 penumpang dan awak.

Setelah berhenti di Cherbourg, Prancis, dan Queenstown, Irlandia, untuk menjemput beberapa penumpang akhir, kapal besar itu berangkat dengan kecepatan penuh ke New York City. Namun, tepat sebelum tengah malam pada 14 April 1912, RMS Titanic gagal mengalihkan jalurnya dari gunung es dan menghancurkan setidaknya lima kompartemen lambungnya.

Kompartemen-kompartemen ini diisi dengan air dan menarik busur kapal. Karena kompartemen Titanic tidak ditutup di bagian atas, air dari kompartemen yang pecah memenuhi masing-masing kompartemen yang berhasil, menyebabkan busur tenggelam dan buritan dinaikkan ke posisi yang hampir vertikal di atas air. Kemudian Titanic pecah menjadi dua, dan sekitar pukul 02.20 pagi tanggal 15 April, buritan dan haluan tenggelam ke dasar samudera.

Titanic: Sebelum dan Sesudah

Meskipun dinilai sebagai kapal termewah, rupanya Titanic masih menampakkan kelemahannya. Ini dilihat dari kurangnya sekoci dan prosedur darurat keselamatan yang memadai. Pada akhirnya lebih dari 1.500 orang tenggelam atau mati kedinginan di perairan Atlantik Utara yang beku.

Sebagian besar dari sekitar 700 orang yang selamat adalah perempuan dan anak-anak. Sejumlah warga Amerika dan Inggris yang terkenal tewas dalam tragedi itu, termasuk jurnalis Inggris terkenal William Thomas Stead dan pewaris kekayaan Straus, Astor, dan Guggenheim.

Satu jam 20 menit selepas Titanic tenggelam, kapal Cunard Carpathia tiba. Para penyintas di sekoci dibawa naik, dan beberapa lainnya ditarik keluar dari air. Belakangan diketahui bahwa liner Leyland, California, berjarak kurang dari 20 mil pada saat kecelakaan itu, tetapi gagal mendengar sinyal marabahaya Titanic karena operator radionya sedang tidak bertugas.

Pengumuman rinci dari tragedi itu menyebabkan kemarahan di kedua sisi Atlantik. Setelah terjadinya bencana, Konvensi Internasional untuk Keselamatan Kehidupan di Laut diadakan pada tahun 1913.

Aturan diadopsi yang mensyaratkan bahwa setiap kapal memiliki ruang sekoci untuk setiap orang di dalamnya, dan latihan sekoci penyelamat diadakan. Patroli Es Internasional didirikan untuk memantau gunung es di jalur pelayaran Atlantik Utara. Juga diwajibkan agar kapal memelihara arloji radio 24 jam.

Baru pada tanggal 1 September 1985, sebuah ekspedisi gabungan AS-Prancis menemukan bangkai kapal Titanic yang terletak di dasar samudera pada kedalaman sekitar 3962 meter (13.000 kaki). Kapal itu dieksplorasi oleh submersible berawak dan tak berawak, yang memberi cahaya baru pada rincian tenggelamnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Muhammad Syahrianto
Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: