Bila Ada Konflik Kepentingan dalam Kurasi Partner Kartu Prakerja, Stafsus Milenial Ini Siap Mundur

Warta Ekonomi, Bogor -

Bergabungnya Ruangguru sebagai salah satu mitra pemerintah dalam Program Katu Prakerja menuai asumsi dan kritik dari sejumlah pihak. Menanggapi hal itu, CEO Ruangguru, Adamas Belva Devara pun angkat suara.

Melalui Twitter, Belva menepis kabar perihal tudingan 'konflik kepentingan' yang dilontarkan kepadanya beberapa hari belakangan.

Ia menjelaskan, pemilihan mitra Kartu Prakerja sama seperti proses kurasi KIP dan KJP. "Tidak benar bahwa seakan-akan kebijakan ini menguntungkan salah satu pihak, karena proses jelas dan mitra pun jumlahnya saat ini puluhan, dengan total lebih dari 2 ribu kelas dari berbagai bidang," tulisnya, dikutip Jumat (17/4/2020).

Baca Juga: Mengenal Adamas Belva Devara, Salah Satu Staf Milenial Sekaligus Pendiri Ruangguru

Perlu diketahui, Belva yang kini merupakan salah satu Staf Khusus milenial Presiden Jokowi, dituduh memanfaatkan posisinya untuk membuat startup-nya menjadi mitra di Program Kartu Prakerja.

Menurut keterangannya, ia tak ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan dalam Program Prakerja, baik dari segi anggaran maupun teknis. "Penentuan mitra juga kemudian dilakukan oleh Kemenko Perekonomian dan Manajemen Pelaksana, tanpa intervensi siapapun," tambanya.

Di akhir keterangan, ia menyampaikan pihaknya sedang mengonfirmasi ulang tentang potensi konflik kepentingan dalam pemilihan mitra startup dalam Program Prakerja.

Ia menambahkan, "jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun."

Selain Ruangguru, ada tujuh startup lain yang digaet oleh pemerintah dalam menjalankan Program Prakerja.