Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Takut Ada Diskriminasi, PBB Lantang Sebut Vaksin Corona Adalah Barang Publik

Takut Ada Diskriminasi, PBB Lantang Sebut Vaksin Corona Adalah Barang Publik Kredit Foto: Un.org
Warta Ekonomi, New York -

Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mengatakan, setelah dibuat, vaksin Covid-19 harus diperlakukan sebagai barang publik global. Ini berarti, vaksin itu dapat diakses oleh semua orang.

"Kami membutuhkan koalisi global untuk mengembangkan vaksin Covid-19, yang harus tersedia dan terjangkau bagi semua orang, di mana saja," kata Guterres dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya.

Baca Juga: Peneliti Kembangkan Vaksin, Peretas Seenaknya Mencuri Hasil Penelitian

"Vaksin itu harus dianggap sebagai barang publik global," sambungnya, seperti dilansir Tass pada Minggu (19/4/2020).

Sementara itu, sebelumnya yayasan milik miliarder Bill Gates, Bill & Melinda Gates Foundation, menyerukan kerjasama global untuk menyiapkan vaksin Covid-19 bagi tujuh miliar orang. Yayasan tersebut menawarkan USD 150 juta atau sekitar Rp 2,3 triliun untuk mengembangkan vaksin.

Tawaran itu diumumkan kepala eksekutif yayasan, Mark Suzman, pada Rabu waktu Washington. Menurutnya, ketika pengembangan dan uji vaksin Covid-19 yang aman akan memakan waktu 18 bulan, otoritas global dan bisnis perlu memulai sekarang dengan rencana untuk memproduksinya.

Suzman mengatakan, sebagian besar uang itu untuk mendukung pengembangan tes diagnostik Covid-19, perawatan terapi dan vaksin, dan untuk membuatnya tersedia secara global. Beberapa uang itu juga untuk membantu negara-negara termiskin di Asia Selatan dan Afrika Sub-Sahara, yang kekurangan pasokan, peralatan, dan infrastruktur untuk menghadapi epidemi baru.

Dia lalu mengatakan, sekitar 100 vaksin potensial sedang dikembangkan dan diuji oleh para ilmuwan di seluruh dunia. Menurutnya, banyak yang mungkin tampak penuh harapan pada tes awal yang kecil, tetapi sebagian besar akan gagal dalam uji coba yang lebih besar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: