Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kuartal Pertama 2020, Lifting Migas 1,749 BOEPD. Siapa Saja KKKS Penyumbang Lifting Terbesar?

Kuartal Pertama 2020, Lifting Migas 1,749 BOEPD. Siapa Saja KKKS Penyumbang Lifting Terbesar? Kredit Foto: Eksplorasi.id
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun di awal tahun terjadi wabah Covid-19 dan tekanan harga minyak global, realisasi operasional produksi migas siap jual (lifting) nasional terhitung masih menunjukkan angka realistis.

Berdasarkan keterangan resmi yang diperoleh dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), hingga kuartal I 2020, lifting migas nasional mencapai 1,749 juta BOEPD (barrel oil ekuivalen per day) atau sebesar 90,4% dari target lifting nasional sebesar 1,946 BOEPD.

Baca Juga: Marak Corona, SKK Migas Putar Otak Biar Proyek Hulu Migas Tak Terhenti

Laporan tersebut menyebutkan, capaian lifting migas tersebut melampaui target teknis dalam Work, Program, and Bubdget (WP&B) tahun 2020 sebesar 1,728 BOEPD atau mencapai 101%. "Artinya, kita berhasil melakukan langkah-langkah kreatif untuk meningkatkan produksi," jelas Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, dalam keterangannya.

Menurutnya, lifting minyak di Kuartal I Tahun 2020 telah mencapai 701 ribu BOPD (barrel oil per day) atau 93% dari target APBN, yaitu 755 BOPD. Sementara, lifting gas 5,86 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd) atau 88% dari target APBN, yaitu 6,67 mmscfd.

Meski belum mencapai target APBN mengingat kemampuan cadangannya, Dwi menyebut capaian ini telah didorong upaya optimalisasi serta pengembangan baru melalui pengeboran sumur baru, onstream proyek baru, dan pemeliharaan yang optimal.

"Khusus lifting gas, ada penambahan 78 mmscfd dari tiga proyek onstream, yaitu Lapangan Buntal-5 (45 mmscfd), Grati Pressure Law (30 mmscfd), dan Randugunting (3 mmscfd)," ungkap Dwi.

Keberhasilan menjaga lifting migas diakui oleh Dwi lantaran implementasi pelaksanaan digitalisasi melalui integrated operation center (IOC) sejak 31 Desember 2019 serta beroperasinya layanan one door service policy (ODSP) per Januari 2020.

Dwi menekankan, insan hulu migas terus bekerja keras memberikan kontribusi yang terbaik agar target di tahun 2020 dapat tercapai di tengah penurunan industri nasional sebagai akibat perlambatan ekonomi dari adanya wabah Covid-19. "Dapat dibayangkan jika operasional hulu migas dan proyek hulu migas berhenti, berapa dampak yang ditimbulkan di industri penunjang, ketenagakerjaan, serta ekonomi daerah," pungkas Dwi.

Untuk lebih rinci, capaian lifting minyak kuartal I 2020 disumbang oleh 5 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) besar di Indonesia dengan rincian sebagai berikut:

1. Mobil Cepu LTD: 220 ribu bopd

2. PT Chevron: 182 ribu bopd

3. Pertamina EP: 81 ribu bopd

4. Pertamina Hulu Mahakam: 31 ribu bopd

5. Pertamina Hulu Energi OSES: 29 ribu bopd

 

Sementara, lifting gas nasional disumbang oleh KKKS berikut:

1. BP Berau LTD: 1,05 mmscfd

2. COPHI Grissik : 828 mmscfd

3. Pertamina EP : 752 mmscfd

4. PHM : 610 mmscf

5. ENI Muara Bakau : 542 mmscfd

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: