Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dampak Covid-19, Nielsen: Makan di Rumah Adalah Kenyataan Baru bagi Konsumen Asia

Dampak Covid-19, Nielsen: Makan di Rumah Adalah Kenyataan Baru bagi Konsumen Asia Kredit Foto: Unsplash/Alisa Anton
Warta Ekonomi, Jakarta -

Nielsen mengemukakan bahwa di 11 negara Asia sebagian besar konsumennya telah kembali memprioritaskan makan di rumah. Tren ini dipimpin oleh 86% konsumen China. Negara lain di wilayah ini yang menunjukkan tren serupa adalah Hong Kong (77% dari konsumen), diikuti oleh Korea Selatan, Malaysia, dan Vietnam (masing-masing 62%).

Hal itu berdasarkan studi Nielsen "Covid-19 Where Consumers Are Heading?" yang menelusuri sentimen konsumen terhadap wabah virus corona, perubahan gaya hidup dan belanja pada kategori FMCG.

Baca Juga: Nielsen: Produk Fashion Dominasi Belanja Online di 2019

Penelitian ini lebih lanjut mengungkapkan bahwa ada permintaan yang tinggi untuk kenyamanan dan keamanan karena konsumen dipaksa untuk memikirkan kembali pilihan makanan tanpa mengorbankan kesehatan mereka. Hong Kong menempati urutan teratas dengan 46% konsumen menunjukkan preferensi tinggi untuk makanan siap saji. Demikian pula konsumen di Korea Selatan dan Thailand (masing-masing 42%) yang memilih opsi pengiriman makanan lebih sering daripada sebelum acara.

"Pergeseran dari makan di luar rumah ke pengiriman makanan di rumah, makanan dibawa pulang (takeaways), dan memasak selama periode Covid-19 tidak hanya secara lokal diwarnai oleh kebiasaan konsumsi tradisional, tetapi juga oleh tindakan karantina dan penutupan yang berbeda di masing-masing negara," kata Vaughan Ryan, Managing Director, Asia Tenggara, Nielsen.

Lanjutnya, orientasi pemikiran dan tindakan konsumen telah berubah dan ini akan memiliki konsekuensi jangka panjang. Bagi banyak orang, kebiasaan lama seperti makan di luar dapat tergantikan oleh kebiasaan baru, yang lebih cocok untuk lingkungan baru yang berubah.

"Tidak hanya akan menilai di mana mereka makan, konsumen juga akan jauh lebih sadar akan apa yang mereka makan. Ini akan menjadi sangat penting bagi organisasi yang ingin berusaha menemukan cara untuk jangka pendek," lanjut  Vaughan Ryan.

Di Indonesia, 50 persen konsumen menyatakan akan mengurangi aktivitas hiburan di luar rumah, 30 persen merencanakan untuk lebih sering berbelanja online, dan 46 persen akan mengurangi makan di luar. Di sisi lain, 49 persen konsumen menjadi lebih sering memasak di rumah dan hal ini mendorong kenaikan pertumbuhan penjualan bahan pokok dan produk-produk segar seperti telur (+26%), daging (+19%), daging unggas (+25%), serta buah dan sayur (+8%).

"Dengan berkurangnya aktivitas di luar rumah, perencanaan belanja melalui online serta memasak di rumah akan menjadi kegiatan yang lebih sering dilakukan oleh konsumen Indonesia. Ini yang mendorong peningkatan kebutuhan akan produk bahan baku dan segar," kata Dede Patmawidjaja, Managing Director Nielsen Connect Indonesia.

Dengan dorongan konsumen yang mulai mempersiapkan kebutuhan makanan seharian mereka di rumah, kategori produk seperti bumbu masak (+44%) menunjukkan pertumbuhan penjualan tertinggi di ritel jika dibandingkan dengan kategori produk lainnya.  Pertumbuhan tinggi sejajar dengan kategori kesehatan seperti vitamin.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: