Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Rugi Rp265 T, Raksasa Investasi Miliarder Jepang Babak Belur

Rugi Rp265 T, Raksasa Investasi Miliarder Jepang Babak Belur Kredit Foto: DealStreetAsia
Warta Ekonomi, Bogor -

Beberapa bulan lalu, SoftBank tampaknya bisa kembali bangkit dari masa sulit. Namun, 2020 malah menjadi titik rendah baru bagi perusahaan dan pimpinan miliardernya, Masayoshi SonUntuk bisa kembali ke jalur kejayaan, SoftBank perlu mengambil tindakan cepat.

Pekan lalu, SoftBank mengalami kerugian US$17 miliar (sekitar Rp265,5 T) dari total dana US$100 miliar (sekitar Rp1,6 kuadriliun) yang disalurkan oleh Vision Fund karena Uber dan Oyo terpukul dampak corona. Ada pula tambahan writedown pada investasi lain, terutama WeWork.

Bahkan, laporan Financial Times yang dikutip Selasa (21/4/2020) menyebut, "dua direktur senior WeWork menggugat SoftBank setelah membatalkan rencana membeli US$3 mliar saham (WeWork) dari karyawan grup manajemen properti, investor yang ada, dan Adam Neumann."

Baca Juga: Rugi Hampir Rp200 T, Miliarder Ini Bakal Jual Aset Rp637 T Demi Bayar Utang dan . . . .

SoftBank berjaya ketika berfokus mempertaruhkan modal ke perusahaan teknologi besar, yang paling terkenal ialah Alibaba, raksasa e-commerce yang berbasis di China. Namun, volume uang yang telah diinvestasikan dalam unit Vision Fund telah memutarbalikkan keadaan bagi Son dan perusahaan.

Mayoritas kegagalan investasi yang mengancam SoftBank berasal dari 'taruhan' miliarder Son di Vision Fund. Penyimpangan tata kelola perusahaan, seperti kurangnya perencanaan suksesi yang jelas, patut dipertanyakan.

Terlebih, Masayoshi Son menguasai 25% saham di SoftBank, menimbulkan pertanyaan: sejauh mana kepentingan pribadi memengaruhi tindakannya di perusahaan? Perlu diketahui, pada Maret lalu, Son menjadikan 60% sahamnya di SoftBank sebagai jaminan pinjaman pribadinya.

Beberapa analis menilai, "SoftBank dan pendirinya secara efektif telah saling bergantung dalam menggunakan modal pinjaman untuk meraih keuntungan maksimal lewat investasi."

Sekadar informasi, ketika harga saham SoftBank naik bulan lalu, perusahaan mengumumkan penjualan aset US$41 miliar untuk mendanai buyback saham dan mengurangi beban utang.

"SoftBank kemungkinan akan menjual sebagian saham di Alibaba, itu bisa menimbulkan ketidakstabilan (di perusahaan)," kata analis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Tanayastri Dini Isna

Bagikan Artikel: