Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berhemat saat WFH. Yuk, Belajar dari Kartini!

Berhemat saat WFH. Yuk, Belajar dari Kartini! Kredit Foto: Unsplash/Bady QB
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 belum juga usai sehingga kita masih harus tetap bekerja di rumah dan menjaga jarak. Jika saat ini Anda harus bekerja dari rumah sekaligus mengatur rumah tangga, jangan jadikan hal ini sebagai beban, tetapi tantang diri Anda bahwa jika ibu lain di luar sana bisa, Anda pun pasti  bisa.

Saat Work From Home (WFH), sebagai ibu, Anda tentu diharapkan dapat menjadi andalan terutama soal mengatur angggaran keluarga. Sebenarnya, saat WFH kita bisa lebih berhemat karena tidak ada biaya transportasi, makan siang, atau pun kongko bersama teman di cafe usai jam kantor. Namun pada kenyataannya, banyak ibu yang mengeluhkan justru banyak pengeluaran saat WFH dan mereka khawatir tidak cukup uang hingga gajian berikutnya.

Baca Juga: Tips dan Trik WFH Efektif Ala Microsoft

Regional Head of Agency Development Sequis, Fourrita Indah SSos. CFP, CEC AEPP mengatakan bahwa permasalahan mengatur keuangan dihadapi oleh banyak orang terutama bagi mereka yang bertanggung jawab mengatur keuangan keluarga, dalam hal ini biasanya oleh ibu. Permasalahan ibu bekerja belum tentu lebih ringan dari mereka yang tidak bekerja.

"Justru ibu yang bekerja dengan penghasilan tetap terkadang bingung mengatur keuangan. Kuncinya adalah pengeluaran tidak boleh lebih banyak dari pendapatan tiap bulan," sebut Fourrita.

Artinya, ibu bekerja harus disiplin membelanjakan uangnya dan mampu memilah mana kebutuhan yang harus menjadi prioritas, mana yang bisa ditunda, dan yang tidak perlu dibelanjakan. Apalagi, jika mereka memiliki anak. "Jangan sampai anak mengira bahwa ibu adalah sumber uang yang tidak terbatas untuk memenuhi keinginan mereka," sebut Fourrita.

Keuangan dirasa tidak cukup bisa terjadi saat WFH, salah satu penyebabnya adalah kebiasaan memenuhi keinginan anak untuk menyenangkan mereka. Perlu kita ingat anak mudah merasa bosan dan mudah terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di media sosial atau mendengar keseruan dari teman-temannya sehingga ajarlah anak bahwa penting hidup sederhana dan tidak meniru orang lain.

Penyebab lainnya adalah panic buying, para ibu mulai belanja karena takut kehabisan barang di supermarket atau dalih agar anak tidak rewel sehingga persediaan rumah tangga perlu diperbanyak. Ini tidak salah karena dengan memiliki persediaan berarti mengurangi saat harus keluar rumah, tetapi sesuai kata kunci yang disampaikan Fourrita bahwa pengeluaran tidak boleh lebih dari pendapatan.

Belanja lebih dari yang kita butuhkan sama dengan menghabiskan uang tunai sebelum waktunya atau menumpuk utang di kartu kredit yang akan menjadi beban tambahan di bulan depan. Untuk itu, Fourrita menyarankan para ibu untuk belajar dari Kartini, yaitu memanfaatkan masa WFH untuk belajar dan mengevaluasi diri apakah kita sudah cerdas dalam mengatur keuangan.

Adapun Kartini pada masanya harus dipingit karena terbentur oleh kebiasaan dan tradisi, tetapi semangatnya untuk belajar tidak surut meskipun ditentang oleh ayahnya sendiri. Ia menghabiskan waktu dengan membaca hingga memiliki pengetahuan dan mampu menyampaikan perhatiannya pada dunia soal kehidupan perempuan termasuk mengkritisi masalah sosial dan kesetaraan hukum yang tidak dimiliki perempuan pada masa itu.

Katanya, jika Kartini tahu bagaimana memanfaatkan waktu saat dipingit, kisah dan semangat Kartini bisa menjadi inspirasi perempuan modern, terutama saat kondisi pandemi Covid-19, yaitu mengubah pola pikir bahwa saat ini bukan sedang terjebak (stucked), tetapi sedang menyelamatkan diri dan anggota keluarga dari risiko terkena penyakit.

Tinggal bagaimana saat WFH dengan penghasilan yang ada, kita mampu mengaturnya agar cukup memenuhi kebutuhan dan dapat memanfaatkan waktu untuk tetap produktif.

"Gunakan penghasilan semaksimal mungkin untuk hal-hal yang prioritas dahulu, termasuk membayar cicilan dan premi asuransi sebelum jatuh tempo. Jika sudah memenuhi semua biaya bulanan yang wajib, seperti cicilan, premi, biaya sekolah anak, tagihan rumah tangga, seperti listrik, keamanan barulah Anda bisa memenuhi keinginan gaya hidup agar tetap bisa menikmati saat WFH bersama keluarga," sebutnya.

Setelah semua kewajiban biaya bulanan rutin terpenuhi mulailah berhemat, salah satunya dengan masak sendiri. Masak makanan kesukaan bersama anggota keluarga selain menyenangkan, juga  melatih hidup hemat.

"Berhemat bukan berarti kita tidak mampu membeli, berhemat berarti kita menjaga keuangan agar tetap stabil di masa sulit dan berkesempatan menyiapkan masa depan yang lebih baik," tutup Fourrita.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: