Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Masa Karantina Covid-19, Ancaman Serangan Siber Meningkat

Masa Karantina Covid-19, Ancaman Serangan Siber Meningkat Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di masa pandemi virus corona (Covid-19), ancaman serangan siber mengalami peningkatan. Peningkatan penderita wabah dan ketakutan akan Covid-19 digunakan dalam berbagai kampanye berbahaya melalui spam email, BEC, malware, ransomware, dan domain kejahatan. 

Laksana Budiwiyono, Country Manager Trend Micro Indonesia, mengungkapkan, aktivitas penipuan mengatasnamakan Covid-19 terus meningkat karena masyarakat masih dalam masa karantina.

Trend Micro Research menemukan kampanye cyberespionage potensial yang dijuluki sebagai Project Spy. Sadisnya lagi, kampanye tersebut mampu menginfeksi perangkat Android dan iOS dengan spyware (terdeteksi oleh Trend Micro sebagai AndroidOS_ProjectSpy.HRX dan IOS_ProjectSpy.A), yang dapat mencuri pesan dari platform perpesanan populer, informasi WiFi, informasi SIM, dan banyak lagi.

Baca Juga: Covid-19 Tak Selesai hingga Juli, Bisnis Ini Sudah Innalillahi

"Menyamar sebagai aplikasi bernama Coronavirus Updates dan telah diunduh di sejumlah negara Asia dan Eropa," ungkap Laksana dalam media briefing yang dilaksanakan Trend Micro, Rabu (22/4/2020). 

Lebih lanjut Laksana menjelaskan modus berbagai jenis ancaman serangan siber tersebut. Untuk spam, saat ini ada penipuan business email compromise (BEC) yang memanfaatkan Covid-19 sebagai daya tarik.

Skema BEC biasanya bekerja dengan menipu target agar mentransfer uang ke penjahat yang menyamar sebagai seseorang dari dalam perusahaan yang sama. Trend Micro Research menemukan email terkait Coronavirus dengan lampiran jahat yang dikirimkan kepada pengguna pada awal Februari 2020.

Serangan BEC yang menyebutkan Covid-19 dilaporkan oleh Agari Cyber Intelligence Division (ACID). Ancaman pertama oleh para pelaku menargetkan piutang usaha untuk meneruskan laporan keuangan yang sudah lama (laporan piutang usaha). Kemudian, menyamar sebagai perusahaan yang sah, mereka menggunakan informasi pelanggan dalam laporan tersebut untuk mengirim email dalam menginformasikan pelanggan tentang perubahan bank dan metode pembayaran karena situasi Covid-19.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: