Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Malaysia Siap Lindungi Kepentingannya di Laut China Selatan karena...

Malaysia Siap Lindungi Kepentingannya di Laut China Selatan karena... Kredit Foto: Wikipedia
Warta Ekonomi, Kuala Lumpur -

Pemerintah Malaysia berkomitmen melindungi hak dan kepentingannya di Laut China Selatan. Hal itu disampaikan menyusul masih intensnya kegiatan kapal China di wilayah perairan yang disengketakan tersebut.

"Ketika hukum internasional menjamin kebebasan navigasi, keberadaan kapal perang dan kapal di Laut China Selatan memiliki potensi untuk meningkatkan ketegangan yang pada gilirannya dapat mengakibatkan kesalahan perhitungan yang dapat mempengaruhi perdamaian, keamanan, dan stabilitas di wilayah tersebut," kata Menteri Luar Negeri Malaysia Hishammuddin Hussein pada Kamis (23/4/2020).

Baca Juga: Vietnam Klaim Wilayah Laut China Selatan, China Kasih Respons Keras Sebut Ilegal

Kendati demikian, dia tetap menyebut bahwa setiap perselisihan harus diselesaikan melalui cara damai. Sumber-sumber keamana regional mengungkapkan kapal perang Amerika Serikat dan Australia telah tiba di Laut China Selatan pekan ini.

Mereka bergerak di daerah dekat lokasi kapal bor yang dikontrak perusahaan minyak milik Pemerintah Malaysia, Petronas. Sebelumnya kapal milik China juga melintasi lokasi tersebut. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Beijing mengeksploitasi fokus dunia pada pandemi Covid-19 dengan perilaku provokatif.

Tindakan provokasi itu antara lain mengikis otonomi Hong Kong, mengerahkan tekanan militer pada Taiwan, dan mengintimidasi negara-negara di sekitar Laut China Selatan. "AS sangat menentang intimidasi China, kami berharap negara-negara lain akan meminta pertanggung jawaban mereka," kata Pompeo.

Laut China Selatan merupakan wilayah perairan strategis yang berbatasan dengan Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Vietnam, Malaysia, dan Singapura.

China mengklaim hampir seluruh bagiannya sebagai teritorialnya. Namun hal itu ditentang oleh negara-negara ASEAN, termasuk AS. Aksi saling klaim sempat menimbulkan ketegangan dan berpotensi memicu konflik.

Pada KTT ASEAN ke-35 di Bangkok, Thailand, tahun lalu, Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan negaranya siap bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk menyelesaikan sengketa klaim Laut China Selatan.

"Kami bersedia bekerja sama dengan ASEAN, berdasarkan konsensus yang telah dicapai, untuk mempertahankan perdamaian dan stabilitas jangka panjang di Laut China Selatan, sesuai dengan jadwal yang ditetapkan selama tiga tahun," kata Li pada November 2019. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: