Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pandemi Corona Paksa Ubah Ramadan Umat Islam di Seluruh Dunia, Seperti Apa Kini?

Pandemi Corona Paksa Ubah Ramadan Umat Islam di Seluruh Dunia, Seperti Apa Kini? Kredit Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Umat Muslim di seluruh dunia akan merayakan bulan suci Ramadan dengan kondisi di bawah aturan karantina wilayah (lockdown) dan pembatasan sosial karena wabah virus corona.

Hari pertama puasa Ramadhan di Indonesia, kemungkinan akan dilaksanakan pada Jumat, 24 April, juga sebagian besar negara-negara Arab.

Baca Juga: Marhaban ya Ramadan!

Selama Ramadan, Muslim berpuasa pada siang hari, salat berjamah di masjid, dan berbagi makanan saat berbuka puasa. Namun dengan adanya aturan menjaga fisik, banyak tradisi dan ibadah yang biasa dilakukan berjamaah akan dikurangi.

Selama bulan suci Ramadan, umat Islam bangun pagi sekali untuk sahur, dan berbuka puasa setelah matahari terbenam.

Momen berbuka puasa ini biasanya dilakukan secara bersama. Umumnya, masjid-masjid menawarkan makanan buka puasa gratis, terutama bagi warga miskin.

Tapi, karena virus corona, yang menyebabkan penyakit pernafasan COVID-19, telah menyebar ke 185 negara, banyak pemerintah di dunia menyarankan warga untuk menghindari pertemuan besar.

Di Mesir, semua kegiatan Ramadan, termasuk buka puasa bersama dilarang. Hal serupa juga dilakukan pemerintah Oman.

Salat berjamaah

Salat secara berjamaah dilarang di beberapa negara, dan banyak masjid telah ditutup sementara.

Yordania melarang warganya untuk salat Tarawih.

Di Iran, Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei juga menyerukan kepada masyarakat untuk tidak melakukan salat Tarawih berjamaah.

Sementara di Arab Saudi, Raja Salman menyampaikan bahwa warga umum dilarang salat Tarawih di dua masjid suci, Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah.

Sementara itu, Pakistan akan mengizinkan warga salat salat berjamaah di masjid-masjid selama Ramadhan, tetapi para jamaah harus menjaga jarak dua meter dari satu sama lain.

Hal serupa juga dilakukan pemerintah Bahrain, yang mengizinkan warganya salat berjamaah di Masjid Agung Al Fateh.

Di kompleks Masjid Al Aqsa, Yerusalem, tidak ada salat tarawih berjamaah, dan hanya pekerja yang diizinkan masuk.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhyiddin Junaidi mengatakan untuk wilayah berstatus zona hijau virus corona bisa menyelenggarakan salat Tarawih, salat fardu lima waktu dan salat Jumat secara berjamaah.

Hal itu, kata dia, berdasarkan Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah Covid-19.

"Di wilayah-wilayah yang terkendali, tidak dianggap sebagai daerah merah dan kuning. Maka ibadah ritual seperti salat fardu, Salat Jumat, Salat Tarawih kemudian salat Idul Fitri itu bisa diselenggarakan secara normal," kata Muhyiddin saat konferensi pers virtual.

"Bagi yang sudah ODP, PDP apalagi positif, haram bagi mereka salat berjamaah baik di musala atau masjid," lanjut dia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: