Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Manfaatkan Anjloknya Harga Minyak, China Tingkatkan Cadangan Bahan Bakar Nasional

Manfaatkan Anjloknya Harga Minyak, China Tingkatkan Cadangan Bahan Bakar Nasional Kredit Foto: Reuters/Amit Dave
Warta Ekonomi, Jakarta -

China memperkuat cadangan bahan bakar nasional dengan memanfaatkan anjloknya harga minyak menyusul pandemi corona. Nilai impor pada bulan Maret meningkat sebanyak 4,5 persen. Angka pembelian pada kuartal pertama 2020 mencatat peningkatan serupa, berkisar di 5 persen.

 

 

Anjloknya harga minyak dunia merepotkan perusahaan minyak negara dan diprediksi akan menunda rencana pengembangan industri migas seperti yang sudah disiapkan pemerintah. Namun sebaliknya buat sektor manufaktur dan transportasi, perkembangan ini serupa hujan duit.

Baca Juga: Harga Minyak Serta Tingginya Tingkat Kematian Virus Corona Buat Pasar Modal Tersungkur

Pemerintah China pun memanfaatkan harga yang murah untuk menambah cadangan minyak strategis. Langkah ini diambil demi mempersiapkan diri jika pasokan energi kembali terganggu di kemudian hari.

"Di tengah semua ini, impor minyak China malah bertambah karena harga yang murah memungkinkan penumpukan cadangan” kata Peter Lee, analis senior industri minyak dan gas di lembaga konsultan Fitch Solutions.

"Kesempatan sekali dalam satu abad"

Importir China dikabarkan mengirimkan 84 kapal tanker ke Arab Saudi pertengahan Maret lalu. Saat itu harga minyak mulai menukik ke kisaran 30 Dollar AS per barrel. Kapal tanker sebanyak itu mampu mengangkut dua juta barrel sekaligus, menurut laporan media yang mengutip asosiasi industri pembuatan kapal di China.

Harga yang rendah "menciptakan efek positif pada China,” tulis Komisi Politik dan Hukum di Partai Komunis China melalui akun media sosialnya.

Namun pergerakan negatif harga minyak menyisakan kerugian di tempat lain. Perusahaan migas pelat merah, PetroChina Ltd., yang juga merupakan produsen minyak terbesar di Asia, "mungkin kehilangan uang dalam jumlah besar," kata analis industri Max Petrov di Wood Mackenzie.

"Jika perusahaan menghentikan investasi, dan karena karakter ladang minyak di China, akan butuh waktu yang sangat lama untuk memulihkan kapasitas produksi ke kondisi awal,” kata dia.

"Prosesnya akan memakan waktu bertahun-tahun dan menelan dana yang sangat besar.”

September silam Kementerian Energi Nasional melaporkan cadangan minyak strategis nasional sebesar 385 juta barrel. Untuk ukuran China, jumlah tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri selama 80 hari.

Jika kapasitas penyimpanan ditingkatkan, pemerintah China mampu mengimpor hingga 900 ribu barrel minyak per hari, sekitar 5 persen hingga 9 persen dari total nilai pembelian minyak luar negeri, kata Lee dari Fitch Solutions.

Komisi Politik dan Hukum di PKC juga menilai anjloknya harga minyak membuka kesempatan unik bagi China untuk menambah cadangan strategis nasional, tanpa mengindikasikan adanya kebijakan terkait oleh pemerintah Beijing.

"Ini adalah kesempatan sekali dalam satu abad,” tulis komisi tersebut.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: