Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ribut Arti Mudik vs Pulang Kampung, Pakar: Makna Sama Saja

Ribut Arti Mudik vs Pulang Kampung, Pakar: Makna Sama Saja Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
Warta Ekonomi, Jakarta -

Guru Besar Bidang Linguistik Universitas Mataram Prof Mahsun berpendapat kata mudik dan pulang kampung memiliki makna yang sama.

"Dalam kamus bahasa Indonesia, konstruksi pulang ke desa atau kampung merupakan salah satu makna dari kata mudik itu sendiri," ujar Mahsun saat dihubungi dari Jakarta.

Baca Juga: Ya Ampun, 2 Politisi Ini Ribut Gara-Gara Mudik vs Pulang Kampung

Sebelumnya Presiden Jokowi dalam tayangan Mata Najwa Jokowi Diuji Pandemi membedakan makna antara pulang kampung dan mudik. Presiden menyebut mudik dilakukan saat musim lebaran. Sementara pulang kampung di luar dari musim itu.

Menurut Mahsun, Presiden Jokowi memberi makna baru pada konstruksi pulang kampung sebagai peristiwa pulangnya para pekerja di perantauan ke kampung halamannya tempat anak dan istrinya tinggal. Hal itu tentunya bisa terjadi kapan saja sedangkan mudik hanya terjadi menjelang Hari Raya Idul Fitri.

Persoalannya bolehkah mengubah makna suatu istilah? Mahsun menjelaskan beberapa sifat dasar dari bahasa manusia yakni berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan dan perkembangan penuturnya. Selain itu bahasa manusia bersifat arbiter atau manasuka.

"Artinya kata-kata dalam bahasa itu diciptakan oleh penuturnya secara manasuka. Sifat yang kedua ini, memungkinkan terjadinya perbedaan penamaan tentang satu konsep yang sama antar beberapa bahasa," ujarnya. 

Ia lantas menyebutkan apa yang disebut sebagai 'celana' oleh orang berbahasa Melayu/Indonesia, oleh orang Jawa disebut 'katok', dan  orang Sumbawa menyebutnya 'seluar.'

"Tidak ada hubungan logis antara nama dengan konsepnya," ujar dia.

Jika melihat dua sifat dasar bahasa tersebut, maka tidak ada alasan menolak pemaknaan baru dari kata mudik dan pulang kampung seperti yang disampaikan Jokowi.

"Apalagi beliau memiliki pengaruh yang sangat besar sebagai orang nomor satu di Republik ini. Bukankah makna kata atau tuturan ditentukan siapa yang mengucapkan kata itu," kata Mahsun lagi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: