Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menebak Pengganti Kim Jong Un yang Dikabarkan Telah Mati Kena Jantung

Menebak Pengganti Kim Jong Un yang Dikabarkan Telah Mati Kena Jantung Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Kim Jong Un santer diisukan sudah mati akibat serangan jantung, kendati pihak Korea Utara belum memberikan keterangan resminya perihal nasib sang pemimpinnya itu.

Pyongyang pun belum pernah mengumumkan siapa yang akan mewarisi posisi pemimpin Kim Jong Un jika memang dipastikan Kim Jong Un mati dan tidak ada informasi rinci yang diketahui tentang anak-anak Jong Un.

Namun, para analis mengatakan saudara perempuan Jong Un, Kim Yo jong, dan para loyalis dapat membentuk sebuah perwalian sampai seorang penerus dari pemimpin Korut itu cukup umur untuk mengambil alih kepemimpinan negara itu.

Pejabat Korea Selatan dan China secara terbuka meragukan laporan tentang Kim Jong Un sakit parah setelah menjalani operasi jantung, setelah ketidakhadirannya dalam suatu acara peringatan kenegaraan pada 15 April yang memicu spekulasi tentang kondisi kesehatannya.

Setiap perubahan pada puncak kekuasaan di Korea Utara telah meningkatkan prospek kekosongan kepemimpinan atau runtuhnya dinasti Kim, yang telah memerintah sejak negara itu didirikan pada 1948.

Berikut ini adalah tokoh-tokoh kunci dalam lingkaran kepemimpinan Korea Utara dan peran apa yang mungkin mereka mainkan dalam masa transisi.

Kim Yo Jong

Adik perempuan Kim Jong Un adalah yang paling terlihat di sekitar pemimpin Korut itu dalam dua tahun terakhir. Kim Yo Jong berperan secara resmi sebagai wakil direktur Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa, tetapi secara tidak resmi dia juga memegang jabatan sebagai kepala staf pemimpin Korea Utara.

Kim Yo Jong pada bulan ini dinobatkan sebagai anggota pengganti dari Komite Sentral Politbiro Partai Buruh yang berkuasa, di mana hal itu mendukung kelanjutan pendakiannya melalui hierarki kepemimpinan di Korut.

Saudari pemimpin Korut itu, yang diyakini berusia 31 tahun, memiliki kendali yang kuat terhadap fungsi-fungsi kunci partai, sehingga menetapkan dirinya sebagai sumber kekuatan utama di balik kepemimpinan kolektif.

Para senior di partai

Choe Ryong Hae pada tahun lalu naik menjadi kepala negara nominal Korea Utara, yakni sebagai presiden Presidium Majelis Rakyat Tertinggi Korut.

Posisi itu mengakhiri pelayanannya selama beberapa dekade di partai untuk keluarga Kim yang berkuasa, menyusul perannya sebagai kepala politik militer yang berpengaruh di bawah pemimpin Kim Jong Un.

Para analis menyebutkan bahwa Choe dan Pak Pong Ju sesama anggota politbiro dan mantan perdana menteri negara yang mengatur perubahan di Korut untuk memperkenalkan lebih lagi fungsi pasar bebas yang dapat menghidupkan kembali ekonomi negara itu kemungkinan akan menjadi tokoh-tokoh "pemimpin boneka" untuk kepemimpinan kolektif di Korut.

Sementara Kim Yong Chol, seorang wakil ketua partai dan mantan utusan khusus urusan nuklir yang tidak terkait dengan dinasti Kim dan Menteri Luar Negeri Ri Son Gwon dapat ditugaskan untuk menangani masalah-masalah diplomatik, termasuk pembicaraan denuklirisasi yang terhenti dengan Amerika Serikat.

Hal itu karena Kim Yong Chol dan Ri Son Gwon memainkan peran kunci dalam konferensi tingkat tinggi antara Kim Jong Un dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: