Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pak Sakur, Bersyukur Dapatkan RSPO

Pak Sakur, Bersyukur Dapatkan RSPO Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Praktik sawit berkelanjutan RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil) merupakan standar keberlanjutan yang paling banyak diakui di dunia serta mampu memberikan insentif dan penghargaan bagi petani dan produsen kelapa sawit yang menaati standar ini. Pak Sakur, salah satu dari 38 anggota petani sawit swadaya yang tergabung dalam kelompok APKSM (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Mandiri) telah memperoleh sertifikat RSPO.

Pak Sakur merupakan petani sawit swadaya yang memiliki lahan seluas 4 hektare dan berlokasi di Desa Sungai Rangit Jaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotawaringin Barat. Ia hanya sebagian kecil dari ratusan petani yang ada di desa tersebut yang tertarik untuk bergabung dengan asosiasi dan mengikuti praktik budi daya sawit sesuai prinsip dan kriteria RSPO.

Baca Juga: Hei, Kebun Sawit! Terima Kasih Yaa…

Ada beberapa hal yang melatarbelakangi keengganan petani untuk menyambut tawaran mengikuti program RSPO. Keraguan tersebut muncul terkait manfaat yang akan diperoleh petani serta sulitnya mengumpulkan syarat administrasi dan memenuhi undangan pertemuan. Meskipun sosialisasi program RSPO sudah dilakukan sejak tahun 2017 lalu oleh tim smallholder dari PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS) sebagai pendamping petani swadaya di desa tersebut, umumnya para petani masih ragu-ragu untuk menerima ajakan tersebut.

Padahal, untuk mengikuti program tersebut, cukup mudah. Petani hanya diminta untuk mengumpulkan foto kopi Sertifikat Hak Milik (SHM), fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP), dan Kartu Keluarga (KK), serta tanda tangan kesediaan mengikuti program RSPO. Selebihnya seperti pemetaan titik koordinat, pengurusan STDB dan SPPL, dan hal-hal lain dikerjakan oleh asosiasi dan pendamping.

Berbeda dengan yang lain, Pak Sakur langsung menyambut baik sosialisasi terkait RSPO tersebut. Alasannya, sebagai petani biasa, ia ingin sekali mendapatkan hasil panen optimal berdasarkan pengetahuan tentang cara berkebun yang baik dan dipraktikkan di kebun sawit miliknya. Sakur ingin memiliki pencatatan atas panen yang ia lakukan sehingga tahu seberapa besar keuntungan kebun sawit yang dimilikinya bahkan bagi masa depan anak-anaknya.

Memang tak mudah baginya untuk mengikuti program RSPO ini. Setelah mengumpulkan berkas syarat administasi untuk mengikuti program ini, para petani sawit harus meninggalkan rumah guna mengikuti beberapa pertemuan dan pelatihan yang diselenggarakan asosiasi dan pendampingan seperti pelatihan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), pelatihan mengenai budi daya perkebunan yang baik, pelatihan dan sosialisasi RSPO yang diselenggarakan oleh RSPO dan Fortasbi (Forum Petani Sawit Berkelanjutan Indonesia), serta terakhir pertemuan persiapan audit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: