Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerindra Terancam Dijauhi Pemilih Gara-Gara...

Gerindra Terancam Dijauhi Pemilih Gara-Gara... Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi -

Pengamat politik Warian Yusuf melihat ada yang aneh dengan sikap Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sengaja membuat pernyataan terbuka mengenai kepemimpinan Jokowi melalui video yang diunggah di media sosial.

Keanehan itu terlihat karena hanya Prabowo satu-satunya menteri di kabinet yang melontarkan sanjungan ke Jokowi. Menteri lain tidak ada. Terlepas dari semua spekulasi yang berkembang, Warian menduga ada tiga alasan yang melatarbelakangi kenapa Prabowo sampai membuat statement loyalitas ke Jokowi.

Pertama, pihak Istana termasuk Jokowi masih meragukan loyalitas Prabowo selama ini. Maka, keraguan loyalitas Prabowo kepada Istana harus dijawab secara terbuka.

"Peristiwa ini tidak terjadi di menteri lain yang harus menyatakan dukungan loyal kepada presiden. Padahal, para menterinya dari berbagai parpol. Istana ada kecurigaan, Prabowo masih setengah hati di kabinet. Nah, sebagai bentuk dukungan loyalitas harus menyampaikan ke publik," duganya. 

Kedua, untuk memberikan sinyal di parlemen bahwa Gerindra all out mendukung kebijakan pemerintah. Saat ini, ada banyak RUU bermasalah seperti Omnibus law, Perppu Corona, dan lainnya. Di internal Gerindra sendiri ada pro dan kontra mengenai RUU yang berkembang di parlemen.

Tapi dengan pernyataan kemarin, Prabowo ingin memberikan sinyal bahwa Gerindra mendukung penuh pemerintah. "Efeknya supaya loyal dan kompak di parlemen," kata dia.

Alasan ketiga, untuk meyakinkan para investor. Investor masih khawatir betul kalau Prabowo akan melawan secara diam-diam. Jangan-jangan ada gerakan tersembunyi untuk menggerogoti dari dalam.

"Untuk memperlihatkan itu maka Prabowo harus menyatakan loyal dan patuh pada Presiden Jokowi," sambung dia.

Meski pernyataan Prabowo membuat nyaman Istana, tidak bagi sebagian kader Gerindra dan pemilih. Sebagaian kader efeknya ada. Karena harus loyal dan menghargai keputusan Prabowo. Tapi, problemnya bukan hanya di kader, publik dan para pendukung Prabowo-Sandi kecewa dengan sikap Prabowo.

"Masuk kabinet saja mereka sudah kecewa berat ditambah dengan statement Prabowo kemarin akan bertambah bentuk kekecewaan itu. Ngapain dulu capek-capek, berdarah-darah. Sampai situ saja mereka sakit dan kecewa. Efeknya Gerindra akan semakin dijauhi," prediksinya.

Karena dijauhi pemilih, yang lebih mengkhawatirkan suara Partai Gerindra akan gembos di pemilu mendatang. "Pemilih akan bergeser dari Gerindra ke partai lain. Jika sudah bergeser potensi suara Gerindra gembos cukup besar," katanya. [REN]

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Bagikan Artikel: