Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gonjang-ganjing PKS Tolak TBS Petani Lokal, Gapki Kaltim Tegas: Tak Ada!

Gonjang-ganjing PKS Tolak TBS Petani Lokal, Gapki Kaltim Tegas: Tak Ada! Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lagi, petani kelapa sawit kembali diresahkan dengan adanya pemberitaan yang tidak sesuai dengan fakta di lapangan. Kali ini, pemberitaan tersebut menyerang petani dan industri kelapa sawit di Kalimantan Timur terkait pabrik kelapa sawit (PKS) yang tidak menerima tandan buah segar (TBS) dari petani lokal.

Namun, kabar tersebut dipastikan tidak benar karena seluruh PKS yang ada di Kaltim masih beroperasi secara normal dan pembelian TBS milik petani masih dilakukan sesuai kontrak.

Pembina Gapki Kaltim, Azmal Ridwan mengatakan, seluruh buah milik petani yang sudah bermitra dengan PKS tidak akan diberhentikan pembeliannya. Gapki mencatat Bumi Etam memiliki 89 PKS yang mana 17 perusahaan berada di Paser, tujuh di PPU, 32 di Kutim, lima di Kubar, 10 di Berau, 17 di Kukar, dan satu di Mahulu.

Baca Juga: Gempar PKS Kalteng Tutup Gegara Covid-19, Gapki Jawab Pakai Data

Kapasitas PKS Kaltim mencapai 5.035 ton TBS per jam, dengan produksi minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencapai 4,04 juta ton per jam. Total produksi TBS di seluruh PKS di Kaltim sepanjang 2019 mencapai 18,34 juta ton.

Azmal menjelaskan ada atau tidaknya infeksi Covid-19, PKS tetap membutuhkan TBS. Kontrak dengan petani swasta tetap berjalan. Kalaupun dilakukan penundaan, tidak ada hubungannya dengan Covid-19. Akan tetapi, jika ada mitra yang diputus kontraknya, pasti ada kesepakatan yang tidak ditepati oleh mitra yang bersangkutan.

"Tidak ada pemberhentian penerimaan kelapa sawit di tingkat petani. Seluruh PKS pasti membutuhkan buah. Tidak mungkin kami menolak, apa yang akan kami proses jika tidak ada buah dari petani," ujar Azmal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: