Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Maskapai PHK 12.000 Karyawan, Serikat Kerja British Airways: Kami Tidak Terima, Kami Akan Berjuang!

Maskapai PHK 12.000 Karyawan, Serikat Kerja British Airways: Kami Tidak Terima, Kami Akan Berjuang! Kredit Foto: Reuters/Hannah McKay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keputusan maskapai British Airways untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 12.000 karyawan ditentang oleh serikat pekerja pilot BALPA. Pasalnya, maskapai asal Inggris itu dinilai cukup kaya untuk bertahan melawan Covid-19 tanpa harus merumahkan belasan ribu karyawan.

Sekretaris Jenderal BALPA, Brian Strutton, menilai bahwa keputusan itu berlangsung tiba-tiba dan mmebuat nasib para pilot serta pegawai lainnya hancur tak karuan. Dilansir dari South China Morning Post, Brian tegas mengatakan bahwa pihaknya akan memperjuangkan nasib para pegawai agar seluruhnya selamat dari PHK.

Baca Juga: Ini Mah Kebal Corona! Udah Nihil PHK, Eh Bos HM Sampoerna Malah Bagi-Bagi Bonus ke Karyawan!

"Ini datang tiba-tiba dari sebuah maskapai penerbangan yang mengatakan itu cukup kaya untuk mengatasi bada Covid-19. BALPA tidak menerima bahwa ada kasus yang dibuat untuk kehilangan pekerjaan ini dan kami akan berjuang untuk menyelamatkan semuanya," tegas Brian dikutip pada Rabu (29/04/2020). 

Sepaham dengan Brian, juru bicara utama oposisi Partai Buruh Transportasi, yakni Jim McMahon menilai bahwa pemerintah telah gagal dalam bertindak cepat dan melindungi pekerjaan para karyawan di sektor transportasi udara.

Baca Juga: Soroti Lesunya Bisnis di tengah Pandemi, Begini Tanggapan Deddy Sitorus soal Nasib Garuda

"Itu selalu jelas penerbangan membutuhkan kesepakatan khusus sektor untuk meringankan tekanan keuangan langsung yang ada, namun pemerintah gagal bertindak," tegasnya. 

Ia menambahkan, pemerintah semestinya berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa maskapai penerbangan dan bandara memiliki sumber daya keuangan yang memadai untuk operasional.

"Pemerintah harus berbuat lebih banyak untuk memastikan bahwa maskapai penerbangan dan bandara memiliki sumber daya keuangan yang diperlukan untuk beroperasi di lingkungan yang aman bagi staf dan pelanggan ketika waktu yang tepat untuk transisi keluar dari lockdown," sambungnya lagi.

Baca Juga: Daebak! Sepekan Lebih Babak Belur, Saham Garuda Balas Dendam! Meroket Sampai 14,18%

Sebagai informasi, beberapa waktu lalu, Manajemen British Airways memutuskan untuk memangkas 12.000 karyawan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. 

"Mengingat dampak Covid-19 pada operasi saat ini dan harapan bahwa pemulihan permintaan penumpang ke tingkat 2019 akan memakan waktu beberapa tahun, British Airways secara resmi memberi tahu serikat pekerja tentang program restrukturisasi dan redundansi yang diusulkan," tegas  International Consolidated Airline Group (IAG).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: