Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengawasan dan Kualitas Pelatihan Prakerja Tidak Jelas, Batalkan Saja

Pengawasan dan Kualitas Pelatihan Prakerja Tidak Jelas, Batalkan Saja Kredit Foto: Boyke P. Siregar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden Joko Widodo diminta segera mengevaluasi pelaksanaan program Kartu Prakerja. Pasalnya, pelaksanaan pelatihan program senilai Rp 5,6 triliun tersebut disinyalir bermasalah dan berpeluang terjadi korupsi.

Baca Juga: Pak Jokowi, Ini Usul Gerindra: Uang Kartu Prakerja Diganti Jadi BLT, Rakyat Butuh Makan

Pengajar Ilmu Komunikasi Pascasarjana Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing, menyampaikan program ini menuai kritik publik karena sejak awal kental dugaan konflik kepentingan. Terlebih penunjukan langsung terhadap salah satu mitra pelatihan Kartu Prakerja, Ruangguru, terjadi saat seorang pemimpinnya,  Belva Syah Devara, masih menjabat Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo.

“Ada enggak pengawasan pada program ini? Kontrol proses dan kualitas pelatihannya karena bisa terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan saat pelaksanaannya,” ujar Emrus, kepada wartawan, Kamis (30/4/2020).

Direktur Eksekutif Emrus Corner itu mengungkapkan, sulit memastikan program pelatihan Program Prakerja berjalan efektif sesuai standar kualitas dan kebutuhannya. Menurut Emrus, akan lebih baik jika program tersebut dialihkan menjadi bantuan dalam bentuk lain, seperti sembako atau penanaman tanaman bahan pangan alternatif.

“Benarkah ada dugaan tindak pidana korupsi? Jika ada petunjuk indikasi tindak pidana korupsi, pihak siapa saja yang ada di pusaran dugaaan tersebut?.

Bagi Emrus, sayang rasanya jika pelatihan keterampilan hanya ujian soal pilihan ganda tanpa ujian praktik. Dia menegaskan, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto harus objektif menyikapi kritik publik pada pelaksanaan pelatihan Kartu Prakerja tersebut.

“Pelatihan Prakerja itu pertanggungjawabannya bagaimana? Kompetensi dan keterampilan yang diperoleh masyarakat sudah sesuai enggak dengan anggaran yang digelontorkan pemerintah?” ungkap Emrus.

“Kita sama-sama tahu jawaban dari pertanyaan itu. Kalau ternyata tidak efektif, tidak signifikan manfaatnya, batalkan saja. Alihkan uangnya untuk bantuan ekonomi yang lebih bermanfaat,” sambung Emrus.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Bagikan Artikel: