Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sri Mulyani Klaim Kerugian Negara Gegara Pandemi Corona Setara Jerman, Kok Bisa?

Sri Mulyani Klaim Kerugian Negara Gegara Pandemi Corona Setara Jerman, Kok Bisa? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi yang terjadi akibat wabah virus corona mencapai US$9 triliun sepanjang 2020-2021. Nominal itu dikatakannya setara ekonomi Jerman dan Jepang.

Itu, menurut dia, disebabkan terkontraksinya ekonomi dunia sangat dalam karena terbatasnya pergerakan manusia akibat wabah tersebut. Akibatnya, arus keuangan perusahaan mengering, sehingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Akibat kontraksi ekonomi dunia dan berbagai kondisi sosial seperti PHK itu setara ekonomi Jerman dan Jepang jadi betapa dahsyatnya satu pandemi, dan begitu singkatnya kurang dari satu kuartal sudah menyapu ekonomi begitu cepat," kata dia saat rapat kerja secara daring dengan Komisi XI DPR RI, baru-baru ini.

 

Di negara-negara maju saja, kata dia, seperti Amerika Serikat, klaim pengangguran baru dalam waktu hanya 5 minggu bertambah hingga 26 juta orang. Itu juga diiringi anjloknya optimisme konsumen di negara tersebut yang ditunjukkan dari angka indeksnya 71,2 terendah sejak 2011.

Adapun data penjualan ritel pada Maret di negara tersebut mengalami anjlok hingga mencapai -6,2 persen, terdalam sejak 2009. Itu juga terjadi di negara-negara kawasan Eropa, di mana penjualan ritel anjlok hingga -5,8 persen terendah dalam sejarahnya, sedangkan China mencapai 18,9 persen.

"Jadi dalam hal ini kita tidak ada yang mempertanyakan lagi apakah COVID-19 ini memiliki dampak yang dahsyat terhadap ekonomi dunia atau tidak, namun kita semua fokus untuk memitigasi dampak tersebut," tuturnya.

 

Adapun di Indonesia sendiri, terlihat dari anjloknya indeks penjualan riil yang mencapai -5,4 persen. Sementara itu, Pruchasing Manager Index (PMI) atau yang biasanya menggambarkan optimisme pelaku bisnis mengalami anjlok hingga di bawah 50, yakni hanya 45,3.

"Now perkiraan kita 4,5 sampai 4,7 persen ekonomi kuartal I. Kalau dibandingkan AS yang sudah kontraksi Insya Allah kita di atas 4 itu cukup baik, sehingga bisa kompensasi kuartal yang memang akan mengalami tekanan cukup dalam," ungkap Sri.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: