Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Demokrat ke Pemerintah: Ruwet, Ruwet, Ruwet!

Demokrat ke Pemerintah: Ruwet, Ruwet, Ruwet! Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kebijakan baru pemerintah yang memperbolehkan warga untuk mudik dengan syarat mendapatkan surat izin dari 3 instansi yakni, Polri, Dinas Perhubungan (Dishub), dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 mendapat kritikan dari Fraksi Partai Demokrat.

Anggota Komisi V DPR dari Fraksi Demokrat, Irwan, mengatakan bahwa kebijakan pemerintah dalam penanganan pandemi ini dinilai ruwet karena berbeda dan saling mengoreksi satu sama lain.

Baca Juga: Sisi Lain Larangan Mudik: Ongkos ke Jateng Tembus Rp500 Ribu hingga Trik Sopir Coba Kelabui Petugas

"Saya seperti kata Pak Jokowi saja, ruwet, ruwet, ruwet. Yang bikin ruwet kan pemerintah dari awal, dengan pragmatisme dan kelabakan setelah meremehkan di awal itu, pemerintah kemudian memilih PSBB. Nah, PSBB ini menimbulkan semua kekacauan itu karena PSBB ini nggak bisa tegas sehingga kemudian di masyarakat tidak maksimal diterapkan, tapi di sisi pemerintah mau melaksanakan juga multitafsir," kata Anggota Komisi V DPR Irwan, Jumat (1/5/2020).

Menurut Irwan, perbedaan kebijakan tersebut tidak akan terjadi jika yang diterapkan adalah karantina wilayah karena semua area ditutup dan pemerintah tinggal menghidupi rakyatnya. Kalau seperti ini, semua kebijakan yang dikeluarkan justru membuat publik makin bingung.

"Jadi kekacauan selama ini karena keruwetan berpikir pemerintah. (Soal) Implementasinya gimana dari presiden, (sementara) bedakan mudik dan pulang kampung saja dalam situasi masuk suasana mudik (arus mudik lebaran) dibedakan," tukas Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Demokrat itu.

Karena itu, legislator Kalimantan Timur ini meminta agar ketentuannya mengikuti Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) saja meskipun Permenhub ini dibuat multitafsir dan juga memiliki celah. Juga, pemerintah konsisten melarang mudik bagi siapa pun.

"Kalau saya filosofisnya yang penting memang dilarang mudik ya dilarang mudik, kalau ada beberapa kebijakan tidak signifikan juga," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: