Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tut Wuri Handayani, Mengenang Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Tut Wuri Handayani, Mengenang Pemikiran Ki Hajar Dewantara Kredit Foto: Viva
Warta Ekonomi -

Ki Hajar Dewantara adalah pahlawan nasional dan tokoh pelopor pendidikan di Indonesia. Setiap tanggal 2 Mei, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional yang merupakan kelahiran dari Ki Hajar Dewantara. Namanya diabadikan dalam sebuah kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Pemikirannya pun diabadikan dalam logo Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu Tut Wuri Handayani.

Pemikiran Ki Hajar Dewantara terkait mendidik adalah proses memanusiakan manusia (humanisasi), yakni pengangkatan manusia ke taraf insani. Dalam mendidik, ada pembelajaran yang merupakan komunikasi eksistensi manusiawi yang otentik pada manusia untuk dimiliki, dilanjutkan, dan disempurnakan.

Ki Hajar punya konsep dalam pendidikan di mana dua hal ini harus dibedakan yakni sistem pengajaran dan pendidikan yang bersinergi satu sama lain. Pengajaran bersifat memerdekakan manusia dari aspek hidup lahiriah (kemiskinan dan kebodohan), dan pendidikan lebih memerdekakan manusia dari aspek hidup batin (otonomi berpikir dan mengambil keputusan, martabat, mentalitas demokratik).

Selain itu, pemikiran Ki Hajar tentang metode yang sesuai dengan sistem pendidikan di bangsa ini adalah sistem among, yaitu metode pengajaran dan pendidikan yang berdasarkan pada asih, asah dan asuh. Metode ini secara teknik pengajaran meliputi kepala, hati dan panca indera (educate the head, the heart, and the hand).

Di samping itu, pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa setiap anak memiliki tiga hak secara mendasar, yaitu hak mengatur diri sendiri berdiri (zelfbeschikkingsrecht), hak bersama dengan tertib dan damai (orde en vrede), serta hak bertumbuh menurut kodrat (natuurlijke groei).

Ketiga hak ini merupakan dasar alat pendidikan dan pemikiran Ki Hajar bagi anak-anak yang disebut 'Among Metode' (sistem-Among). Salah satu seginya ialah mewajibkan guru-guru sebagai pemimpin yang berdiri di belakang, tetapi mempengaruhi dengan memberi kesempatan anak didik untuk berjalan sendiri. Inilah yang disebut dengan semboyan 'Tut Wuri Handayani'.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: