Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gagal Diuji China Tapi Jadi Obat Andalan Trump, Ini Fakta Remdesivir

Gagal Diuji China Tapi Jadi Obat Andalan Trump, Ini Fakta Remdesivir Kredit Foto: Reuters/Joshua Roberts
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Administrasi Pangan dan Obat-obatan mereka (FDA), memastikan Remdesivir sebagai obat yang bisa digunakan untuk pasien Covid-19. Dengan begitu, Amerika resmi akan menggunakan Remdesivir untuk perawatan pasien Covid-19.

 

Dikutip dari Reuters, pemberian izin itu diumumkan oleh Presiden Donald Trump dalam pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih pada Jumat 1 Mei 2020, bersama dengan CEO Gilead Science, David O’ Leary dan Pimpinan FDA Stephen Hanh.

 

Ada sejumlah fakta menarik dari Remdesivir yang telah disetujui FDA untuk digunakan terhadap pasien Covid-19.

 

Baca Juga: Diklaim Mujarab Obati Pasien Corona, Sebenarnya Apa Itu Remdesivir?

 

Berikut fakta-fakta Remdesivir yang dijadikan Amerika sebagai obat virus corona, dikutip dari berbagai sumber :

 

Mempersingkat waktu pemulihan

 

FDA memastikan Remdesivir sebagai obat yang bisa digunakan untuk pasien COVID-19. Langkah itu diambil FDA setelah hasil awal dari penelitian yang disponsori pemerintah menunjukkan bahwa remdesivir mempersingkat waktu untuk pemulihan pasien Covid-19 sebesar 31%, atau rata-rata empat hari, untuk pasien yang dirawat di rumah sakit.

 

Penelitian yang dilakukan terhadap 1.063 pasien adalah tes obat terbesar dan paling ketat dan termasuk kelompok pembanding yang menerima perawatan biasa sehingga efek remdesivir dapat dievaluasi dengan ketat.

 

Mereka yang diberi obat dapat meninggalkan rumah sakit dalam 11 hari rata-rata dibandingkan 15 hari yang dibutuhkan mereka yang tidak diberikan remdesivir. Obat ini juga dapat membantu mencegah kematian, tetapi efeknya belum cukup besar untuk diketahui oleh para ilmuwan.

 

Baca Juga: Trump Sebut Obat Remdesivir Kantongi Izin FDA, Seberapa Ampuh Sembuhkan Pasien Corona?

 

Awalnya untuk atasi wabah Ebola

 

Dikutip dari Sciencemag, Remdesivir awalnya dikembangkan untuk mengatasi wabah Ebola dan virus sejenisnya. Cara kerja dari obat remdesivir ini disebutkan mampu menghentikan replikasi virus dengan menghambat enzim viral utama, RNA polimerase (enzim yang membantu mempercepat proses pembentukan RNA) yang bergantung pada RNA.

Obat Remdesivir tersebut diketahui diuji oleh para peneliti pada tahun lalu selama wabah Ebola yang terjadi di Republik Demokratik Kongo, bersama dengan tiga perawatan lainnya. Meski dikatakan tidak menunjukkan efek apa pun, tetapi enzim yang ditargetkan mirip dengan virus lain.

 

Baca Juga: Remdesivir Diklaim Bantu Pasien Virus Corona, WHO: No Comment!

 

Gagal diuji di China

 

Pemerintah China mengeluarkan hasil penelitian yang menyebutkan Remdesivir gagal dalam menurunkan jumlah virus dalam tubuh pasien COVID-19.

 

Pemerintah China melakukan penelitian acak terhadap 237 pasien COVID-19 berusia dewasa di Wuhan. Sebanyak 158 pasien yang menggunakan Remdesivir dilaporkan kondisinya tidak membaik, dibanding 79 pasien yang menerima plasebo.

 

Setelah satu bulan, 13,9 persen pasien yang mengkonsumsi remdesivir meninggal dunia. Percobaan remdesivir akhirnya dihentikan lebih awal.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: