Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sakitnya Tuh di Sini, Rupiah Harus Kembali ke Level Rp15.000

Sakitnya Tuh di Sini, Rupiah Harus Kembali ke Level Rp15.000 Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Awal pekan ini, Senin (4/05/2020) menjadi titik balik bagi nilai tukar rupiah untuk kembali ke level Rp15.000 per dolar AS. Terhitung sampai dengan pukul 10.20 WIB, rupiah terdepresiasi sedalam -1,68% ke level Rp15.125 per dolar AS. Bahkan, beberapa menit sebelumnya rupiah jatuh hingga ke level Rp15.135 per dolar AS. 

Rupiah saat ini menjadi salah satu mata uang paling tertekan secara global. Terlebih lagi, rupiah juga ambruk di hadapan dolar Australia (-1,39%), euro (-1,36%), dan poundsterling (-1,44%). Secara regional, rupiah menjadi mata uang terbawah kedua Asia setelah ringgit (0,29%) dan melemah terhadap yen (-1,84%), dolar Hong Kong (-1,67%), dolar Singapura (-1,59%), yuan (-1,58%), baht (1,42%), won (1,40%), dan dolar Taiwan (-1,36%). 

Baca Juga: Mahadahsyat Trump, Jungkir Balikkan Rupiah dan Mata Uang Global di Hadapan Dolar AS!

Usut punya usut, terjungkalnya rupiah ke level Rp15.000 dipengaruhi oleh sentimen teknikal. Dalam sepekan lalu, rupiah terapresiasi tinggi hingga 2,53% di hadapan dolar AS. Bahkan, pagi tadi rupiah tercatat menguat hingga 9,37% dalam kurun waktu sebulan terakhir.

Baca Juga: Trump Effect: Dolar AS Naik Daun, Emas Global dan Emas Antam Manyun!

Selain itu, pergerakan rupiah juga terbebani oleh konflik antara Presiden Donald Trump dan China. Trump mengancam akan mengenakan tarif baru kepada China. Hal itu dilakukan Trump sebagai konsekuensi atau pembalasan kepada China yang dianggapnya sebagai penyebab virus corona keluar dari Wuhan dan menginfeksi manusia di hampir semua negara. 

“Banyak hal terjadi sehubungan dengan China. Kami tidak senang, jelas dengan apa yang terjadi. Ini adalah situasi yang buruk-di seluruh dunia, 183 negara. Tapi, kita akan banyak bicara tentang itu. Ini (mengenakan tarif) tentu saja pilihan," tegas Trump seperti yang dilansir dari Reuters, Jakarta, Senin (4/05/2020).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: