Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

3 Aktivis Ditangkap, China Teruskan Pembungkaman Terhadap Pengkritik Pemerintah

3 Aktivis Ditangkap, China Teruskan Pembungkaman Terhadap Pengkritik Pemerintah Kredit Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
Warta Ekonomi, Beijing -

Vonis hukuman oleh China baru-baru ini terhadap diri seorang narablog (blogger) dan penangkapan terhadap aktivis-aktivis hak asasi menunjukkan Beijing bertekad untuk meneruskan membungkam kritik terhadap pemerintah dan partai yang berkuasa.

Liu Yan-li adalah seorang narablog di Hubei, dan pada 22 April dijatuhi hukuman empat tahun penjara oleh pengadilan setempat karena tuduhan provokasi.

Baca Juga: Taiwan Jadi Umpan, AS Bikin China Naik Pitam! Merinding!

 

Dokumen pengadilan mengatakan, dirinya bersalah karena “bertengkar dan menghasut keributan,” dan retorikanya di dunia maya tentang pemimpin-pemimpin partai baik yang masih menjabat maupun mantan telah merusak citra pemerintah.

Seminggu kemudian, polisi menangkap aktivis Xie Wen-fei karena dituduh “menghasut keributan.” 

 

Xie yang sejak lama aktif dalam gerakan pro-demokrasi China, telah mengecam penghilangan beberapa jurnalis warga dan aktivis hak asasi yang terlibat dalam posting informasi tentang penanganan COVID 19 oleh pemerintah. 

3 aktivis ditangkap 

Tiga aktivis internet yang tinggal di Beijing, China menghilang dan diyakini ditahan oleh polisi karena mengarsipkan berita-berita mengenai virus corona yang disensor secara online, menurut seorang kerabat.

China telah menghadapi kritik atas penanganan wabah virus corona, termasuk menghukum para pelapor yang berusaha memperingatkan tentang bahaya virus itu.

Chen Mei, Cai Wei dan pacarnya bermarga Tang –yang berkontribusi pada proyek yang bersumber dari masyarakat pada platform pengembangan perangkat lunak GitHub– hilang pada 19 April, menurut saudara lelaki Chen, Chen Kun.

Proyek yang digerakkan oleh para sukarelawan yang dijuluki Terminus2049 itu, menyimpan artikel yang diblokir atau dihapus dari berbagai situs web kantor-kantor berita dan media sosial di China daratan oleh sensor online pemerintah yang agresif.

Dua sukarelawan, Cai dan Tang, didakwa dengan “memicu pertengkaran dan memprovokasi terjadinya keresahan” dan saat ini berada di bawah “tahanan rumah di lokasi tertentu,” menurut pemberitahuan dari polisi Distrik Chaoyang Beijing yang diterima oleh keluarga mereka, dan dibaca oleh kantor berita AFP.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: