Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bertolak Belakang 180 Derajat Sama Trump, Negosiator AS-China Sampai Bersumpah Akan Perjuangkan...

Bertolak Belakang 180 Derajat Sama Trump, Negosiator AS-China Sampai Bersumpah Akan Perjuangkan... Kredit Foto: Foto/REUTERS/David Becker/Files
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perseteruan antara AS dan China sempat memanas setelah Presiden Donald Trump mendorong Taiwan untuk mengirimkan perwakilannya ke dalam World Health Organization (WHO). Bukan hanya itu, beberapa wkatu sebelumnya Trump juga mengancam akan membatalkan kesepakatan dagang dengan alasan kecewa kepada China yang ditudingnya sebagai biang keladi penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Bertolak belakang dengan Trump yang terus memantik api permusuhan, para negosiator perdagangan dari kedua negara justru berupaya untuk mempertahankan kesepakatan dagang tersebut. Dilansir dari South China Morning Post, para negosiator belum laman ini berkomunikasi melalui sambungan telepon dan bersumpah akan tetap mendukung kesepakatan dagang fase pertama yang telah ditandatangani pada Januari silam.

Baca Juga: Maskapai Garuda Kembali Mengudara, Sahamnya Meroket Tiada Tara! Sampai Dimanfaatkan Buat. . . .

Baca Juga: Taiwan Jadi Umpan, AS Bikin China Naik Pitam! Merinding!

Dalam sambungan telepon itu, Wakil Perdana Menteri China, Liu He; Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin; dan Perwakilan Dagang AS, Robert Lighthizer, saling berjanji untuk meningkatkan kerja sama antarkedua negara adidaya itu. Kerja sama tersebut tidak hanya sebatas bidang perekonomian, tetapi juga kesehatan.

"Para negosiator berjanji untuk menerapkan kesepakatan dagang dan meningkatkan kerja sama dalam kesehatan masyarakat. Mereka akan menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk mengimplementasikan kesepakatan perdagangan fase pertama," tulis kantor berita resmi Xinhua dikutip melalui South China Morning Post, Jakarta, Jumat (8/05/2020).

Baca Juga: Trump Mau Bentuk Kesepakatan Kontrol Senjata dengan China dan Rusia karena...

Sebagai pengingat, awal pekan ini Trump mengancam akan membatalkan kesepakatan fase satu jika China tidak berpegang pada persyaratan, termasuk membeli barang-barang AS senilai US$200 miliar, di atas tingkat impor 2017. Data perdagangan dirilis minggu ini menunjukkan bahwa CHina jauh dari memenuhi target ini, di mana pandemi menjadi salah satu faktor yang sangat mengganggu rantai pasokan di kedua sisi. 

Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs webnya, USTR mengatakan bahwa, "Kedua belah pihak sepakat bahwa kemajuan yang baik sedang dibuat untuk menciptakan infrastruktur pemerintah yang diperlukan untuk membuat perjanjian itu berhasil."

“Mereka juga setuju bahwa terlepas dari keadaan darurat kesehatan global saat ini, kedua negara sepenuhnya berharap untuk memenuhi kewajiban mereka berdasarkan perjanjian secara tepat waktu. Rapat yang diperlukan oleh perjanjian telah dilakukan melalui panggilan konferensi dan akan berlanjut secara teratur,” tambah pernyataan tersebut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: