Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diintai Krisis Pangan, Poktan di Pandeglang Panen Raya

Diintai Krisis Pangan, Poktan di Pandeglang Panen Raya Kredit Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Situasi pandemi Covid-19 harus dijadikan momentum untuk melakukan reformasi besar-besaran dalam kebijakan sektor pangan. Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat Rapat Terbatas, Selasa (21/4/2020) lalu.

Arahan presiden tersebut disambut cepat oleh seluruh pemangku kepentingan pertanian untuk terus melakukan konsolidasi dan bersinergi, termasuk para petani yang berada di garda terdepan ketahanan pangan. Terlebih, Global Report on Food Crisis yang dikeluarkan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia PBB (FAO) beberapa waktu lalu menyebutkan bahwa dunia dalam ancam krisis pangan global.

Baca Juga: Alert! Indonesia dalam Ancaman Krisis Pangan

Salah satunya adalah para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani (Poktan) Barokah Desa/Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pandeglang, Banten yang menggarap areal sawah 42 hektare dan darat 12 hektare.

"Penanaman padi dalam setahun dilakukan sebanyak 2 kali (Masa Tanam/MT I dan MT II), sedangkan pada MT III lahan sawah dimanfaatkan untuk budi daya tanaman hortikultura berupa tanaman kacang panjang, mentimun, cabai, dan lainnya," kata Ilham, Sekretaris Poktan.

Ilham mengatakan bahwa rata-rata produksi pertanaman padi walaupun mengandalkan air tadah hujan adalah sebesar 8,3 ton per hektare. Poktan Barokah sendiri pada tahun 2016 dan 2018 pernah menjadi Juara 2 tingkat Provinsi Banten sebagai Poktan Teladan dan Poktan Berprestasi dalam Budi Daya Tanaman Padi.

Menanggapai hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pandeglang, Budi S. Januardi, mengatakan bahwa Kabupaten Pandeglang dari hari ke hari makin memantapkan diri untuk terus ikut berperan dalam memastikan ketersediaan pangan.

"Modal sosial yang ada di antaranya etos kerja para petani, kebersamaan dan kepedulian di antara petani/Poktan yang disinergikan dengan pendampingan, bimbingan para PPL, serta bantuan sarana produksi & alsintan dari pemerintah makin memperkuat gerak langkah bersama dalam pembanguan pertanian di daerah," kata Budi.

Kementerian Pertanian memperkirakan puncak panen terjadi pada April dengan luas 1,73 juta hektare dengan produksi 5,27 juta ton beras dan berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta hektare atau setara dengan produksi 3,81 juta ton beras.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam setiap kesempatan menegaskan, petani dan penyuluh adalah pahlawan. Garda terdepan di sektor pertanian yang menjadi harapan, tulang punggung dalam upaya pemerintah menanggulangi Covid-19.

"Dalam situasi saat ini, spirit keluarga besar Kementan dan semua pelaku pembangunan pertanian termotivasi bekerja maksimal mendampingi petani," jelas Syahrul.

Pengelolaan usaha tani dilakukan Poktan Barokah secara komprehensif mulai dari hulu, proses, hingga hilir: pengolahan lahan, budi daya, pengelolaan pascapanen, hingga pemasaran dengan packaging kemasan yang bagus. Produksi beras yang dijual dengan kemasan 5 kg 25 dengan merek tersendiri yaitu beras "BAROKAH".

"Sesuai namanya, semoga Poktan ini terus dapat memberikan kebarokahan dan memberikan manfaat untuk semua terutama berperan dalam sumbangsih ketersediaan pangan, terlebih saat ini tengah dihadapkan pada mewabahnya Covid-19," tandas Ilham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: