Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Awas, Deretan Sektor Ini Rawan Default Akibat Covid-19!

Awas, Deretan Sektor Ini Rawan Default Akibat Covid-19! Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) terus mencermati dampak pandemi Covid-19 bagi perekonomian dan dunia usaha di Indonesia. Salah satunya adalah dengan melakukan revisi outlook hingga peringkat terhadap beberapa perusahaan yang dianggap bakal terimbas langsung maupun tidak langsung oleh kebijakan pemerintah terkait Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai salah satu cara meminimalisasi penularan Covid-19 di masyarakat.

Tak tanggung-tanggung, Pefindo bahkan melihat beberapa perusahaan di sektor industri tertentu cukup rawan atau berpotensi mendapat outlook negatif hingga peringkat gagal bayar (default). Salah satu perusahaan yang mendapatkan rating idSD per 4 Mei 2020 adalah Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas).

Baca Juga: Lockdown Mulai Dilonggarkan, Bursa Global Kembali Bergairah

Pefindo memberikan peringkat default atas produk medium term notes (MTN) milik Perumnas karena perusahaan ini dianggap tidak mampu melunasi utang saat jatuh tempo kemudian. Sementara untuk peringkat Perumnas sendiri, Assistant Vice President Corporate Rating Pefindo, Niken Indiarsih, menyatakan masih akan masuk dalam kategori selective default.

"Karena kami melihat masih ada surat utang lain yang akan di-review terkait dengan pembayaran bunganya. Sementara untuk peringkat utang lainnya kami masih memberikan CCC dan akan kami lihat lainnya," ujar Niken dalam video conference Pefindo bersama awak media, Jumat (8/5/2020).

Selain Perumnas, Niken menyebut sejumlah perusahaan lain juga memiliki risiko gagal bayar yang sama. Sejauh ini, pihak Pefindo disebut masih melakukan review lanjutan, di mana beberapa perusahaan yang kinerjanya terdampak besar oleh pandemi Covid-19 menjadi perhatian khusus. Seperti misalnya sektor ritel dan restoran yang cenderung kehilangan pendapatan akibat penutupan outlet-outletnya di sejumlah daerah.

"Selain itu, ada juga sektor transportasi, seperti penerbangan, jalan tol, hingga perkeretaapian. Lalu juga sektor perhotelan dan pariwisata. Perusahaan-perusahaan di sektor ini masih dalam tahap review secara lebihi mendalam oleh Pefindo," tutur Niken.

Per tanggal 4 Mei 2020 lalu, Pefindo diketahui memang telah memangkas outlook PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) dari semula idA+/Stabil menjadi idA/Negatif. Selain itu, PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) yang dari semula idBBB+/Negatif menjadi idBBB-/Negatif.

"Kami masih akan terus melihat likuiditasnya. Perusahaan yang terdampak, tetapi memiliki fundamental baik, kami yakini usai PSBB kinerjanya nanti justru akan lebih cepat pulih," tegas NIken.

Sementara itu, sektor-sektor industri lain yang tak luput dari pantauan Pefindo dan dinyatakan memiliki outlook yang semua positif/stabil menjadi negatif, di antaranya adalah PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Waskita Toll Road, PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Modernland Realty Tbk (MDLN) yang mendapat outlook Creditwatdh Negatif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Taufan Sukma
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: