Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Virus Corona Kini Renggut 40.000 Nyawa Warga Inggris, Diklaim Terburuk di Eropa

Virus Corona Kini Renggut 40.000 Nyawa Warga Inggris, Diklaim Terburuk di Eropa Kredit Foto: Reuters/Henry Nicholls
Warta Ekonomi, London -

Korban meninggal akibat Covid-19 di Inggris mencapai lebih dari 40.000 orang. Jumlah tersebut merupakan yang terburuk di Eropa.

Perkembangan itu memicu berbagai pertanyaan tentang kemampuan Perdana Menteri (PM) Boris Johnson dalam menangani krisis virus corona itu.

Baca Juga: Jangan Batu! Dokter Inggris Bilang Anak Muda Sama Sekali Gak Kebal Virus Corona, Malah...

Data yang dirilis Kantor Statistik Nasional untuk England dan Wales menyatakan korban meninggal di Inggris mencapai 38.289 pada 3 Mei, naik hampir 6.000 dalam sepekan. Data kematian itu juga termasuk di Skotlandia dan Irlandia Utara.

Sejak saat itu, sekitar 2.251 orang meninggal akibat Covid-19 di sejumlah rumah sakit Inggris, berdasarkan data harian terbaru, sehingga total korban meninggal hingga Selasa (12/5/2020) mencapai lebih dari 40.000 orang.

Meski cara berbeda dalam menghitung korban meninggal itu membuat perbandingan dengan negara lain sulit dilakukan, data itu menunjukkan Inggris menjadi salah satu yang terburuk terkena pandemi corona. Saat ini total meninggal akibat corona di dunia mencapai 285.000 orang.

Data ini muncul sehari setelah Johnson menyusun rencana bertahap agar Inggris kembali membuka perekonomian, termasuk menyarankan pemakaian masker kain.

Tingginya korban meninggal ini menambah tekanan pada Johnson. Partai-partai oposisi menilai dia terlalu lambat menerapkan lockdown, lamban melakukan tes massal dan lambat dalam memberikan peralatan pelindung ke rumah sakit.

Data menunjukkan gambaran suram di sejumlah panti jompo yang terpukul akibat virus itu.

“Panti jompo mengalami penurunan yang lambat, sayangnya. Untuk pertama kali yang saya ingat, ada lebih banyak kematian secara total di panti jompo dibandingkan di rumah sakit pada pekan itu,” ungkap pakar statistik Nick Stripe dari ONS.

Panti jompo saat ini mencakup sepertiga dari total kematian di England dan Wales.

Pada Maret, kepala penasehat ilmiah Inggris menyatakan korban meninggal di bawah 20.000 merupakan “hasil yang bagus”.

Pada April, Reuters melaporkan skenario kasus terburuk pemerintah adalah korban meninggal mencapai 50.000 orang.

Baca Juga: Tegas! Bule Inggris Eks Napi Narkoba Diusir dari Bali

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: