Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tak Mau Bisnisnya Melemah Akibat Covid-19, Len Mulai Produksi Ventilator

Tak Mau Bisnisnya Melemah Akibat Covid-19, Len Mulai Produksi Ventilator Kredit Foto: RS Pertamina Jaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Len Industri (Persero) yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di industri peralatan elektronik, saat ini telah mulai memproduksi Emergency Ventilator yang saat ini tengah dibutuhkan Rumah Sakit untuk perawatan pasien Covid-19. Diketahui, produksi Ventilator ini menggunakan komponen lokal dan desain dari Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

Len juga melakukan pengembangan Controlled Ventury Base CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) yang membantu percepatan penyembuhan pasien Covid-19 stage 2 melalui proses menjaga konsistensi level oksigenasi dalam hemoglobin pasien.

Baca Juga: Menhan Prabowo Siap Borong Ventilator Buatan Dosen ITB

Manajer Rekayasa Produk Unit Bisnis Industri, Sentot Rakhmad Abdi, menjelaskan bahwa untuk Ventilator BPPT saat ini sudah disertifikasi BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan). Perseroan sendiri sedang memproduksi 10 unit ventilator untuk keperluan uji klinis di rumah sakit sebelum peralatan tersebut diedarkan secara legal ke rumah sakit seluruh Indonesia.

"Setelah lolos uji klinis, produksi massal peralatan ini akan segera dilakukan. Kapasitas produksi PT Len industri per hari bisa mencapai 50 unit ventilator tergantung pada ketersediaan komponen. Target produk yang diperlukan BPPT 600 unit, produksi secara massal akan dikerjakan oleh dua industri, PT Len Industri akan melakukan produksi sebanyak 300 unit," jelas Sentot Rakhmad.

Alat kesehatan buatan dalam negeri tersebut menggunakan material 100% local content (kandungan lokal), tidak ada yang impor. Adanya produksi ventilator tidak mengubah line production di Len karena pada dasarnya produksi di Len bersifat fleksibel.

"Untuk saat ini, harga kedua ventilator, baik dari BPPT maupun ITB belum secara resmi ditetapkan karena produk yang dibuat masih ada penambahan fitur dan ventilator ITB. Saat ini, masih ditujukan untuk keperluan donasi," ujar Sentot.

Dirinya melanjutkan, untuk ventilator ITB, target diselesaikan oleh Len sebanyak 300 unit dan kapasitas produksinya mencapai 50 unit per hari. Saat ini sedang kejar produksi untuk keperluan donasi. Perusahaan lain yang ikut serta dalam produksi, yaitu PT MRB dan PT DI. Beberapa komponen ventilator dibuat sendiri oleh ITB. Saat ini kegiatan assembly komponen tersebut dilakukan oleh SMK, Polman, dan Polban.

Terkait teknologi ventilator, terdapat dua tipe ventilator, yaitu invasif dan non-invasif. Ventilator invasif adalah alat bantu pernapasan yang mengontrol keseluruhan pernapasan pasien disebabkan pasien dalam kondisi darurat.

Sementara, ventilator non-invasif digunakan untuk pasien yang masih sadar dan mampu mengatur pernapasannya sendiri meskipun dalam kondisi sesak napas. Untuk pasien Covid-19, biasanya akan ditemui gejala pasien susah bernapas sehingga dalam kondisi ini pasien bisa dibantu dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator non-invasif untuk membantu kerja paru-paru agar tidak terjadi disfungsi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Bagikan Artikel: